TENTANG PERNIKAHAN
Setiap orang pasti setuju jika beberapa bacaan paati ada yang selalu terngiang di pikiran kita. Begitu pula omongan orang, kadang ada yang masih terus kita ingat hingga detik ini. Saya pun demikian. Ada sebuah bacaan dan omongan orang yang masih selalu saya ingat, dan tiba-tiba terpikirkan saat ini.
Sebuah bacaan/ tulisan dan omongan orang tentang pernikahan.
Saya pernah membaca sebuah tulisan dari penulis Wulan Darmanto yang berjudul bahwa Menikah Adalah Seni Mengalah. Di sana diceritakan bagaimana kehidupan penulis dengan suaminya.
Suami penulis selalu menghormati istri dengan mengalah. Misalnya saja saat makan di restoran dengan membawa bayi atau anak kecil, sang suami membiarkan istrinya makan terlebih dahulu. Sang suami tanpa diminta melakukan itu dengan penuh kesadaran, memberi kesempatan agar istrinya menikmati makanan selagi anaknya dijaga suami. Seorang ibu yang punya anak kecil pasti tahu bagaimana rasanya. Hal sepele namun sangat membahagiakan dan melegakan. Ibu-ibu apalagi yang masih menyusui memang selalu lapar dan menginginkan makan dengan tenang. Ini menunjukkan betapa suami sangat pengertian terhadap istri.
Banyak contoh lain yang diceritakan penulis tentang sikap suaminya yang selalu mengalah itu. Namun, perlakuan-perlakuan itu tidak menbuat penulis ngelunjak dan meminta selalu diistimewakan. Bahkan dengan perlakuan dari suaminya itu, penulis senantiasa menghormati sang suami. Hingga tanpa disadari penulis pun melakukan hal yang sama yaitu selalu mengalah. Tugas suami adalah membimbing istri dengan mencontohkannya. Perlakuan suami yang baik pasti akan mendatangkan kebaikan pula dari istri. Kesamaan persepsi tentang mengalah pun menjadi jalan bagi mereka mempunyai keluarga yang harmonis. Disamping faktor-faktor lain tentunya.
Berbeda dengan omongan orang tentang pernikahan, yang pernah saya dengar dan tiba-tiba teringat kembali.
Pernah suatu kali saya berkumpul bersama sesama wanita yang menyandang gelar istri. Ada seorang istri yang bilang bahwa ia merasa deg-degan atau tidak tenang ketika tanggal gajian suami namun ia tidak diberi tahu. Berapa yang suami dapat dan berapa yang diberikan kepadanya. Secara kasar boleh dikatakan si istri agak curiga dan ingin memgetahui semuanya tanpa ada rahasia. Ucapan ini diiyakan oleh teman saya sesama istri juga. Bahwa ia pun memiliki perasaan yang sama. Ingin mengetahui gajian suami dan kemana saja perginya uang tersebut. Entah apa yang akan dikatakan suami mereka jika pikiran mereka diutarakan. Mungkin saja akan terjadi kesalahpahaman.
Memang hak istri mengetahui gaji suami, namun rasanya sangat berlebihan ketika harus curiga seperti itu padahal sudah diberi nafkah dan uang belanja lain. Saya yang mendengar itu pun hanya bisa tersenyum. Karena sedikit berbeda dengan apa yang saya pikirkan dan lakukan selama ini. Tetapi, hal itu memang kembali lagi pada kebijakan keluarga masing-masing.
Dua hal yang sangat kontras tentang pernikahan yang tiba-tiba saja berkelebat dipikiran.
Saya pribadi dapat mengambil hikmah dari dua hal yang berbeda ini. Dalam pernikahan sejatinya adalah tentang "saling". Saling mengalah bisa mewujudkan suasana yang lebih kondusif. Karena masing-masing pasangan menempatkan egonya pada tempat yang tepat.
Begitu pula dengan "saling" yang lain; saling sabar, saling pengertian, saling menghargai, saling menyayangi, saling mencintai, saling memberi, saling menerima, saling percaya, saling menerima, saling menghormati, dan semua hal positif lainnya. Tentunya hal tersebut dapat menjadi jalan untuk mewujudkan pernikahan yang bahagia.
Namun, apa jadinya jika "saling" diterapkan dalam hal buruk. Saling curiga, saling menuduh, saling cemburu, dan lain sebagainya.
Ketika kita melakukan hal baik, balasan semacam itulah yang akan kita dapat. Begitupun sebaliknya, ketika kita melakukan hal buruk, keburukan lain pun akan mengikuti. Hal lumrah yang menjadi hukum alam, termasuk di dalam sebuah pernikahan. Walaupun tentu ada beberapa pengecualian.
Wallahu a'lam.
Wah, kisahnya menginspirasi. Semoga kelak kalau aku mulai berumah tangga, dpt menanamkan sikap 'saling' yg positif bukan yg negatif
BalasHapusMenikah adalah seni mengalah. Du du du... Bisa nggak ya. Wkwkwk
BalasHapuslumayan nih, dari tulisan ini jadi bisa tau omongan para istri kayak gimana.
BalasHapusWah bekal nih😀
BalasHapusYaa ampun komennya kak Dwi 😅😅😅 *salam dari Valletta
BalasHapusTerima kasih mba, sedikit banyak memberi gambaran tentang pernikahan 😊
BalasHapusNikah~
BalasHapusPernikahan itu proses aktif, penyesuaian serta Medan pembelajaran sepanjang hayat dikandung badan. Thanks for sharing. Salam dari sedulur Valetta kak
BalasHapusTerima kasih kunjungannya dari kekuarga Valetta 😊
BalasHapusTerima kasih kunjungannya dari kekuarga Valetta 😊
BalasHapus