MENYIKAPI FITRAH SEKSUAL ANAK

Tumbuh kembang anak adalah hal pasti yang terjadi seiring berjalannya waktu. Perkembamgan fisik dan paikologis memiliki tahap masing-masing dalam prosesnya.

Perkembangan fisik seperti kemampuan tengkurap, duduk, merangkak hingga berjalan akan terjadi sesuai fasenya. Waktunya pun tergantung, tidak sama antara anak satu dan yang lain. Terjadi di rentang waktu saat mereka berusia 3 bulan hingga 1,5 tahun. Berbeda dengan perkembangan paikologis. Mungkin beberapa anak mengalaminya di waktu yang sama.

Sebagai contoh perkembangan psikologis yaitu fitrah seksual. Pernah saya membaca sebuah ulasan tentang perkembangan psikologis anak di suatu majalah. Di sana disebutkan bahwa akan tiba saatnya peeubahan anak untuk malu berteman dengan lawan jenis, padahal sebelumnya mereka terbiasa bermain bersama saat usia batita (bawah tiga tahun).

Hal ini yang saya amati sedang terjadi terhadap anak saya. Ada beberapa kejadian yang membuat saya berpikir demikian.

Kejadian pertama.

Anak saya berjenis kelamin laki-laki berusia 4 tahun 3 bulan. Terbiasa bermain dengan seorang anak perempuaan yang usianya jauh di atasnya, sekitar 11 tahun. Masih terhitung saudara dan bertempat tinggal berjarak sekitar 700 mt dari rumah kami. Ketika mereka bermain, seperti biasa terlihat seperti kakak-adik. Anak permpuan tersebut memperlakukan anak saya seperti adiknya sendiri.

Namun, berbeda dengan anak saya. Terkadang saat tidak sengaja bertemu, di jalan misalnya, anak saya terlihat malu-malu melihat anak perempuan tersebut. Salting atau salah tingkah kalau istilah gaulnya. Seperti anak remaja yang grogi bertemu lawan jenisnya. Dia malu-malu bersembunyi di balik badan saya. Kebetulan anak tersebut memang cantik.

Kejadian ke dua.

Seperti biasanya saat pagi hari mengurusi urusan rumah tangga, saya terbiasa menunda untuk mandi. Mungkin penampilan saya memang terlihat kucel, dengan wajah yang kurang fresh. Namun, saat minggu pagi tempo hari, kebetulan saya menyempatkan untuk mandi dan bemake-up tipis. Bedak dan lipstick yang cukup terlihat. Karena ada suami di rumah, pikir saya.

Melihat perubahan saya dari sebelum mandi hingga setelah mandi dan bermake-up itu, anak saya terlihat malu-malu menatap saya, ibunya sendiri. Seperti kejadian pertama tadi, dia seperti salting. Bahkan, malu-malu bersembunyi di badan ayahnya.

Saya dan suami pun sempat heran dan tak bisa menyembunyikan tawa kami. Sambil bertanya kepadanya, "Hanan, kenapa?"
"Emang Ummi cantik ya?"
"Emang kalau cantik bagus ya?"
Dan pertanyaan lain yang dijawab malu-malu olehnya.

Dua kejadian tadi membuat saya berpikir. Mungkin ini awal perkembangan paikologis bagi anak. Fitrah seksual yang pasti terjadi. Saya pun mencoba menyikapinya dengan santai. Namun, tetap berusaha agar membimbing ke jalan yang benar.

Misalnya saat dia malu-malu bertemu dengan anak perempuan temannya itu. Biasanya saya berkata kepadanya,

"Kenapa, Nan? Mba Ifa cantik ya?"
"Hanan suka sama Mba Ifa?"

Saat dia menganggukkan kepalanya, saya pun melanjutkan,
"Iya, gak apa-apa, Mba Ifa kan kakaknya Hanan".

Karena saya yakin, rasa suka Hanan terhadap anak perempuan itu bukan perasaan naksir yang terjadi pada masa pubertas/ remaja. Baru sebatas munculnya fitrah seksual.

Saya berusaha mengarahkannya ke hal baik yang bisa dia nalar. Karena, sempat saya risih mendengar orang tua yang malah menggoda anaknya saat mungkin menjumpai hal seperti ini, dengan berkata "Cieeee itu pacar kamu ya?"
Sungguh miris ketika orang tua mengenalkan hal yang tidak baik kepada anaknya.

Saya pun pernah membaca bahwa anak harus dikenalkan dan diajari dengan fitrah seksualnya. Misalnya, anak laki-laki harus dikenalkan dengan segala hal tentang kelaki-lakian. Begitupun sebaliknya. Sebagai contoh kecil adalah cara berpakaian. Kenalkan bahwa anak perempuan memakai rok dan jilbab. Anak laki-laki memakai celana dan kaus.

Kenalkan juga terjadap anak-anak tentang jenis kelaminnya. Beri pengertian sesuai usianya tentang perbedaan laki-laki dan perempuan. Ini dimaksudkan agar anak mengenal identitasnya. Dan berharap agar terhindar dari hal buruk seperti LBGT.

Anak layaknya kertas putih yang belum terlukis. Dia belum mengerti apa-apa. Tugas orang tua adalah melukisnya dengan kebaikan. Membimbimbing di setiap tahap perkembangannya, baik perkembaangaan fisik maupun psikologis.

Komentar

  1. Ini membuktikan bahwa fitrah anak cowok pasti tertarik dengan anak cewek, dan begitu juga sebaliknya ya Mbak. Kalau sampai kemudian ada penyimpangan, berarti kemungkinan besar ada yang salah dengan pengasuhannya :)

    Fitrah anak pula yang membuktikan anak bukan kertas kosong, Allah sudah menginstall fitrah2 kebaikan di dalam dirinya. Tinggal ortunya yang harus bisa menjaga dan mengembangkannya agar senantiasa baik.

    Jadi ingat curhatan tetangga yang seorang guru, ada muridnya cowok tapi melambai sekali, usut punya usut, di rumah ternyata suka sekali ditontonkan lagu2 blackpink dan dance2 ala korea begitu sama ibunya, dan ibunya malah bangga anaknya ikut2 nari... hiks. Sediih.

    Semoga kita bisa menjaga anak2 kita ya mbak, Aamiin.

    BalasHapus
  2. MasyaAlloh... Bermanfaat tulisannya, Kak

    Salam Valetta 💐

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Iya terkadang ada/banyak orang tua yang malah menggoda anaknya seperti itu

    BalasHapus
  5. Berbicara tentang mendidik anak memang menarik, Saya banyak belajar tentang mendidik anak dari teh kiki barkiah dari beberapa bukunya....

    BalasHapus
  6. Jadi bisa belajar nih gegara tulisan ini.

    BalasHapus
  7. Bisa jadi rujukan nih, persiapan buat nanti. Aamiin. Hehehe

    BalasHapus
  8. Anak itu ibarat sponge, yang memiliki kemampuan serapan luar biasa. Sayangnya, tidak semua yang anak serap itu baik. Sebab itu, peran orang dewasa disekitarnya yang seharusnya jadi filternya. Tulisan yang sangat bermanfaat, mbak. Salam dari Genk Valetta ya🙏

    BalasHapus
  9. Menjadi orang tua memang tidak hanya sekedar membesarkan dan memenuhi kebutuhannya saja, tapi harus memiliki perhatian penuh karena perkembangan setiap anak berbeda-beda.

    BalasHapus
  10. wah kacamata orang tua yang jarang banget ditemukan ini

    BalasHapus
  11. bekal buatku

    memang harus diarahkan mba, sebelum terlambat
    salam dari vallleta

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMARTPHONE DAN REMAJA

HUJAN DERAS