Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

AKU MEMILIHMU (Episode 3)

"Mas Amar,  aku mau berangkat sekolah lebih pagi hari ini," ucap adikku Nayla saat aku masih asyik menonton berita pagi di layar televisi. Kulirik adik bontotku yang telah rapi memakai seragam sekolah. "Memang kenapa?" tanyaku seraya mengalihkan pandangan ke layar kaca lagi. "Ada jam tambahan,  tapi sebelum pelajaran biasa, jadi disuruh lebih pagi," jelasnya kemudian. "Ya udah,  berangkat aja gih . Udah ada sarapan kan?" tanyaku. "Belum ada, aku nggak sempet. Siapin aja sendiri ya,  atau sarapan di luar. Okey ?" Nayla mengerlingkan matanya seakan memberi tanda agar aku setuju. Aku hanya mengangguk mendengar celotehannya. Waktu terasa begitu cepat, menyadari dia sudah berubah menjadi gadis remaja yang cantik. Dia telah mandiri sebelum waktunya. Keadaan memaksa kami untuk saling membantu dan menyadari tugas masing-masing.   Mengisi hari dengan tanggung jawab dan pengorbanan. Ya,  aku dan kedua adikku telah lama ditinggal wafat orang

AKU MEMILIHMU (Episode 2)

Gedung bergaya minimalis ini masih sepi dari aktivitas. Lobi kantor yang terlihat indah dengan penempatan bunga kertas di sudut ruang menyambutku dan Doni. Satu dua pegawai mulai berdatangan ketika aku mulai mengakrabkan diri dengan ruangan yang lebih dalam khusus pegawai. "Nanti Mas Amar dan Mas Doni ikut breefing ya. Biasa kita menjelang aktivitas ada breefing pagi dulu," ucap salah seorang karyawan wanita bagian personalia. Aku ingat dia kemarin turut hadir dalam tes wawancaraku. "iya, Bu," ucapku dan Doni hampir bersamaan. "Waduh,  dipanggil 'Bu'? Jadi terkesan tua saya," candanya kemudian,  "di sini kita panggilannya Mas dan Mba,  entah itu lebih tua atau muda,  tetap memanggil Mas dan Mba,  jadi panggil aku Mba Devi ya." Kami pun tertawa kecil mendengar penjelasan panjang Mba Devi. Paling tidak ada kesan yang menyenangkan untuk hari pertama kerja ini. Niatku untuk berkerja mencari penghasilan tetap demi menghidupi kedua adikku l

PENGALAMAN BERHARGA DI ODOP BATCH 7

Seleksi ODOP Batch 7 hampir selesai. Tersisa satu pekan lagi menjelang kelulusan siapa yang akan terus bertahan hingga bisa menjadi keluarga besar komunitas kepenulisan ODOP (One Day One Post). Hampir dua bulan lamanya para peserta ODOP Batch 7 mengikuti seleksi dengan non-stop memposting tulisan di blognya masing-masing setiap hari. Aku sendiri benar-benar merasakan pengalaman berharga dengan mengikuti ODOP Batch 7 ini. Selama hampir dua bulan, aku memposting tulisan di blog. Ini membuatku terbiasa menulis dan semakin lancar merangkai kata.  Dulu susah sekali menulis banyak,  sekarang sudah lebih terbiasa.  Karena seleksi ini mewajibkan posting tulisan minimal lima paragraf per hari. Awal mengikuti ODOP Batch 7 ini, aku sempat ragu. Ya,  karena syarat posting tulisan adalah di blog.  Sedangkan aku sendiri belum mempunyai blog dan tidak tahu bagaimana caranya nge-blog .  Sempat minder juga karena para peserta terlihat sudah lebih dulu menguasai dunia blogging ini.  Namun,  dengan se

AKU MEMILIHMU

Sinar hangat mentari belum jua nampak di ufuk timur.  Titik-titik embun masih terasa dingin kala aku menapakkan kaki di rerumputan halaman. Asap putih terlihat mengepul dari atap dapur rumah tetangga kanan-kiri yang berjarak tanah pekarangan dengan rumahku.  Manandakan si empunya sedang mempersiapkan segalanya untuk mengawali hari ini. Pagi khas pedesaan di kaki bukit ini begitu damai.  Tidak ada deru kendaraan yang berlalu-lalang,  hanya sesekali melintas sepeda motor di jalanan depan rumah. ' Masih banyak waktu yang kupunyai untuk menyalurkan hobiku ,' pikirku. Berbekal cangkul, sepatu boot, dan beberapa ikat bibit pohon albasia,  aku bergegas menuju kebun. Ada agenda yang harus kutunaikan pagi ini sebelum berangkat untuk pekerjaan baru. Satu per satu aku mulai menancapkan bibit pohon di tanah yang telah kugali. Rasa senang dan bersemangat mengiringiku melakukan hobi ini.  Entah,  seperti ada kepuasan tersendiri ketika melihat tiap jengkal tanah terisi dengan bibit, kemudia

APA ISI MEDSOSMU?

Setiap orang pasti memiliki hobi dan minat masing-masing.  Ada yang hobi masak,  menjahit,  kerajinan tangan, otomotif,  dan masih banyak lagi. Oh iya,  tak ketinggalan, menulis. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi isi dari media sosial orang tersebut.  Ya, media sosial memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Bisa dikatakan medsosmu, cerminan dirimu. Orang yang hobi memasak,  sudah bis dipastikan isi di beranda media sosialnya adalah berkaitan dengan masakan. Orang yang hobi menjahit, beranda media sosialnya pun penuh dengan aneka bahasan tentang dunia menjahit.  Begitu seterusnya. Semua tergantung dengan minat, hobi, dan dunianya masing-masing. Sebenarnya sah-sah saja mengisi beranda media sosial kita dengan hal yang sesuai dengan minat kita. Bukan hal yang salah juga jika bergabung dalam grup-grup di media sosial sesuai kegemaran kita. Yang terpenting adalah,  kebermanfaatan darinya. Jadikan isi dari media sosial kita bermanfaat bagi kita khususnya,  dan bagi orang lain p

EMAK-EMAK DAN GADGET

Zaman sekarang siapa yang tidak kenal gadget ? Hidup tidak lengkap rasanya tanpa memegang gadget .  Di mana pun berada gadget tidak boleh tertinggal. Setiap kalangan menggunakannya untuk sarana komunikasi, usaha, atau hanya sekadar untuk bermain-main. Tak terkecuali bagi Emak-Emak.  Emak-Emak era milenial pasti sangat akrab dengan benda pipih berteknologi ini. Ada sebagian dari mereka yang menggunakannya sebagai sarana berjualan on-line ,  atau populer dengan sebutan olshoper.  Ada pula yang menggunakannya sekadar untuk eksis, hobi berfoto selfi, atau bahkan update status kegalauan di sosial media mereka.  Gadget ibarat dua sisi mata uang. Ada manfaat yang didapat olehnya,  namun ada pula keburukan yang bisa terjadi saat bergadget-ria . Nah,  bagi Emak-Emak manakah yang akan dipilih?  Apakah akan menggunakan gadget untuk hal bermanfaat atau hanya sekadar bermain-main yang mungkin saja bisa meimbulkan keburukan? Gadget dapat bermanfaat jika kita menggunakannya sebagai sarana memp

EMAK-EMAK DAN GADGET

Zaman sekarang siapa yang tidak kenal gadget?  Hidup tidak lengkap rasanya tanpa memegang 'gadget.  Di mana pun berada gadget tidak boleh tertinggal. Setiap kalangan menggunakannya untuk sarana komunikasi atau hanya sekadar untuk main-main. Tak terkecuali bagi Emak-emak.  Emak-emak era milenial sangat akran dengan benda pipih beteknologi ini. Ada sebagian dari mereka yang mengginakannya sebagai sara berjualan onlline,  atau populer dengan sebitan olshper.  Ada pula yang hanya sekadar menggunakannya untuk eksis, hobi berfoto selfi, atau bahkan uodate status kegalauan di sosiagl media mereka.  Gadget ibaray dua sisi mata uang. Ada manfaat yang didapat olehnya,  namjn ada pula keburukan yang bisa terjadi saat bergadget ria. Nah,  bagi Emak-rmak manakah yang akan dipilih?  Apakah akan menggunakan gadget untuk hal bermaafaat atau haanha sekadar vermaim-main yang mungji bisa meimbulkaaan keburukan? Gadget dapat bermanfaat jika kita menggunakannhaaa sebagai sarana memeperoleh informasi

HUJAN DERAS

Batinku bergemuruh,  ingin rasanya memaki semua orang yang hadir di ruangan ini. Namun, itu tak dapat kulakukan, tenggorokan seakan tercekat. Hanya lelehan air dari sudut mata yang kian menderas. Sederas air langit yang tengah tercurah di luar sana.  Tak kuhiraukan suara dari kanan-kiri yang ingin menghibur dan menguatkan agar aku menerima kenyataan ini. "Beginikah yang Ibu inginkan, melihat suamiku tak tertolong?" akhirnya dengan nada tinggi kulontarkan tanya kepada wanita di hadapanku. "Loh,  kenapa malah menyalahkan Ibu? Suamimu seperti ini karena sudah takdir,  bukan karena tidak dibawa ke rumah sakit" timpal ibuku dengan raut muka tak percaya. "Tidak!  Tidak!  Kalau saja kita membawanya ke rumah sakit,  pasti dia akan tertolong ..." lanjutku menahan pedih. Betapa kacau perasaanku  malam ini, berada dalam situasi yang sulit sekaligus menegangkan. Suamiku mengalami kondisi drop , penyakit yang dideritanya memperlihatkan tanda memburuk.

BERBAGI ITU INDAH

Tempo hari aku menerima sebuah pesan masuk dari seseorang. [Assalamu'alaikum, ini Evi, Mba. Mau ngucapin maksih ya atas baju-bajunya. Maaf baru ngasih kabar,  hapenya habis diperbaiki] Wah,  ternyata kabar yang ditunggu datang juga. Setelah beberapa hari sedikit cemas, apakah barang yang aku titipkan lewat sebuah mobil angkutan pedesaan sudah sampai ke tujuan atau belum. Sebuah kardus berisi beberapa baju layak pakai, tas berbagai ukuran, dan beberapa pasang sepatu juga sandal. Jauh-jauh hari aku sudah berencana menyerahkan barang-barang hasil sortiran itu kepada orang lain melalui tangan Mba Evi ini. Sudah dua kali aku melakukan hal ini atas tawarannya untuk menyalurkan barang-barang itu.  Metode Konmari yang aku terapkan sedikit banyak merubah pola pikirku akan barang. Mencoba menyingkirkan barang yang sudah tidak memberi rasa bahagia. Apa salahnya diberikan kepada orang lain, daripada menumpuk di lemari. Aku pun merasa tidak sayang telah memberikannya kepada orang lain. [Al

PAGI

Jika banyak yang menyukai senja Aku lebih memujanya Memandang semburat merah arunika di ufuk timur sana Ialah sepenggal waktu yang indah Dengan iringin suara kokok ayam yang memecah Padanya juga terdapat berkah Masihkah kau tetap lengah? Padanya Allah perintahkan untuk bertasbih Sebagai penawar jiwa-jiwa yang sedih Sebagai penyempurna hati-hati yang bersih Bedzikir berdoa demi asa yang ingin diraih Ialah pagi Padanya dimulai kesibukan diri Semua berlomba mencari rezeki Mengejar aktivitas duniawi Ialah pagi Sepenggal waktu untuk bercermin diri Akan hakikat kasih sayang Illahi Masihkah lalai untuk mensyukuri? Sajak penikmat pagi dan penyuka arunika. Pemalang,  24 Oktober 2019.

PAGI

Jika banyak yang menyukai senja Aku lebih memujanya Memandang semburat merah arunika di ufuk timur sana Ialah sepenggal waktu yang indah Dengan iringin suara kokok ayam yang memecah Padanya juga terdapat berkah Masihkah kau tetap lengah? Padanya Allah perintahkan untuk bertasbih Sebagai penawar jiwa-jiwa yang sedih Sebagai penyempurna hati-hati yang bersih Bedzikir berdoa demi asa yang ingin diraih Ialah pagi Padanya dimulai kesibukan diri Semua berlomba mencari rezeki Mengejar aktivitas duniawi Ialah pagi Sepenggal waktu untuk bercermin diri Akan hakikat kasih sayang Illahi Masihkah lalai untuk mensyukuri? Sajak penikmat pagi dan penyuka arunika. Pemalang,  24 Oktober 2019.

BELAJAR DARI AYAM

Pernahkah kalian amati seekor ayam? Ternyata banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya dari binatang dari jenis unggas ini. Apa sajakah itu? Chek it out ! Serius tapi santai, santai tapi serius ya Ga es ! Pertama,  ayam selalu on-time dan konsisten . Seperti yang kita tahu,  ayam jantan selalu berkokok di pagi hari, bahkan sebelum Subuh, yaitu waktu sahur.  Tak pernah meleset waktunya. Ini membuktikan bahwa ayam itu selalu on-time .  Selalu rajin bangun di pagi buta untuk membangunkan orang dari lelap tidur. Jika ayam mempunyai kewajiban beribadah, mungkin ayamlah yang pahalanya paling banyak karena selalu bangun pagi buta untuk sholat malam. Apa kabar kita yang manusia ini? Manusia terkadang tidak selalu tepat waktu dalam memenuhi janjinya.  Kita manusia tidak selalu bangun di sepertiga malam untuk sholat tahajud.  Terkadang pun ada manusia yang suka lalai untuk bangun sholat Subuh bahkan baru beranjak dari tempat tidur ketika matahari sudah terbit.  Mungkin ini sebabnya ada ung

TINGKAT KECERDASAN ANAK ITU BERBEDA-BEDA

Siang tadi saat berselancar di dunia maya,  aku melihat status seorang teman di WA-story nya.  Dalam statusnya, telihat unggahan video anaknya sedang belajar.  Belajar yang super keren menurutku.  Bagaimana tidak,  anaknya yang usianya berjarak hanya lima bulan lebih tua dari anakku yang berusia 4 tahun, sudah pandai mengeja bahkan mungkin membaca.  Terlihat dari video itu yang memperlihat si anak sedang mengetik di laptop --walaupun dengan pelan-- ketika ibunya mendikte sebuah kata.  "LI-MA, hurufnya apa aja?" terdengar suara di video itu. "LI berarti L sama apa ya...," si anak pun menyahut sambil berusaha mencati huruf selanjutnya. "I,  I mana I?" terdengar lagi suara ibunya sambil menuntunnya.  Melihat video itu membuatku otomatis membandingkan dengan anak sendiri. 'Wah pinter banget ya,  lah anakku huruf aja baru hafal beberapa hari kemarin,  belum bisa mengeja,' ucapku dalam hati. Ah,  tapi tunggu.  Setiap anak itu berbeda tingkat kecer

MENGUJI ADRENALIN DI GUNUNG MENDELEM

Gambar
Di postingan Tantangan pekan ke enam  ODOP kemarin,  saya sudah menyinggung tentang Gunung Mendelem atau Gunung Jimat. Ya,  Gunung Jimat yang ada di Desa Mendelem ini,  adalah salah satu dari tiga daya tarik yang ada di Belik, Pemalang, selain obyek wisata Jambe Kembar dan nanas. Seperti yang saya tulis kemarin. Sebenarnya Gunung Mendelem sendiri belum bisa dikatakan gunung, karena tidak memiliki kawah seperti gunung pada umumnya. Maka dari itu ada juga yang menyebutnya sebagai Bukit Mendelem atau Bukit Jimat. Namun, yang lebih sering terdengar adalah penyebutan dengan kata gunung. Gunung Mendelem sendiri berupa bukit / tebing batu raksasa yang mempunyai ketinggian sekitar 1450 mdpl.  Sebagian besar permukaan Gunung Mendelem berupa batu. Dulu kawasan Gunung Mendelem ini masih belum terlalu ramai,  hanya para pendaki yang sudah biasa yang menyambangi puncaknya. Ditambah lagi dengan akses jalan yang rusak,  membuat orang jarang melewati area di bawah gunung ini. Namun,  kini kaw

CINCIN

Sebuah nada dering tanda pesan masuk terdengar dari ponselku. Segera kuhampiri benda pipih yang tergeletak di kasurku.  Kulihat nama yang tertera. Oh dari dia rupanya. [Kamu bisa nggak beli cincin mainan yang sesuai ukuran jari kamu?] Kubaca pesan yang muncul dari dia. Dia, orang yang kini lumayan dekat denganku.  Tempo hari dia berkunjung ke rumah menemui Bapak.  Secara gentle man sekali meminta anak gadis orang langsung kepada ayahnya.  Bahkan, aku tak berani  menemuinya saat itu.  Kami memang telah kenal satu sama lain.  Dia sering ke tempatku kerja, karena kebetulan pekerjaanku berhubungan dengan pekerjaannya.  Dua bulan kami saling mengenal, dan tak disangka dia mengutarakan niat untuk melamarku. [Buat apa?] balasku singkat. [Aku mau bikin cincin buat nanti hari tunangan. Jadi,  biar cincinnya pas, diukur saja pakai cincin mainan] balasnya kemudian. [Owh gitu, nanti cincin mainannya dititipin ke temen gitu?] [Iya] Ah,  terdengar aneh.  Kenapa harus seperti itu? Tetapi set

JAMBE KEMBAR, BUKIT MENDELEM DAN NANAS, DAYA TARIK TERSENDIRI DARI BELIK-PEMALANG

Gambar
Belik adalah sebuah kecamatan paling selatan di Kabupaten Pemalang,  Jawa Tengah. Daerah yang terkenal dengan buah nanasnya ini berbatasan langsung dengan Desa Karang Reja yang sudah mamasuki wilayah Bobotsari, Purbalingga.  Belik sendiri berjarak sekitar 50 km dari pusat kota Pemalang. Belik dulunya adalah daerah yang boleh dibilang sepi dengan pasar yang  kecil, dan bangunan-bangunan vital yang terkesan sederhana.  Namun, kini Belik sudah mulai berbenah. Banyak kemajuan baik dalam segi ekonomi,  pembangunan, maupun pariwisata. Dalam tulisan ini saya akan me-review tempat wisata yang cukup di perhitungkan di Belik,  yaitu Jambe Kembar. Kebetulan beberapa waktu lalu saya sempat mengunjunginya. Jambe Kembar adalah tempat wisata air yang terletak kurang lebih 1 km dari pusat kecamatan Belik.  Berada di pinggir jalan raya utama jalur Puwokerto-Pemalang.  Memiliki view langsung berhadapan dengan bukit mendelem yang menambah keindahan pemandangan. Dengan membayar tik

KEUTAMAAM HARI JUMAT

Besok adalah hari Jumat. Rasanya selalu istimewa jika akan melewati hari Jumat.  Seperti ada yang  beda di hari Jumat,  karena memang terdapat amalan-amalan sunnah yang mesti dilakukan dan akan menjadikan hari Jumat menjadi istimewa.  Sebenarnya Kamis malam seperti ini pun sudah termasuk hitungan hari Jumat berdasarkan penanggalan hijriah.  Karena pergantian hari dalam penanggalan hijriah dimulai saat matahari terbenam pada waktu Maghrib. Apa saja sunnah yang mesti dilakukan agar Jumat menjadi istimewa?  Berikut saya coba berbagi berdasarkan bacaan dari sumber yang terpercaya. 1. Membaca Surat Al Kahfi Hal ini berdasarkan dua hadits berikut, "Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471) “Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Na

TENTANG PERNIKAHAN

Setiap orang pasti setuju  jika beberapa bacaan paati ada yang selalu terngiang di pikiran kita. Begitu pula omongan orang, kadang ada yang masih terus kita ingat hingga detik ini. Saya pun demikian. Ada sebuah bacaan dan omongan orang yang masih selalu saya ingat,  dan tiba-tiba terpikirkan saat ini. Sebuah bacaan/ tulisan dan omongan orang tentang pernikahan. Saya pernah membaca sebuah tulisan dari penulis Wulan Darmanto yang berjudul bahwa Menikah Adalah Seni Mengalah.  Di sana diceritakan bagaimana kehidupan penulis dengan suaminya. Suami penulis selalu menghormati istri dengan mengalah.  Misalnya saja saat makan di restoran dengan membawa bayi atau anak kecil,  sang suami membiarkan istrinya makan terlebih dahulu. Sang suami tanpa diminta melakukan itu dengan penuh kesadaran,  memberi kesempatan agar istrinya menikmati makanan selagi anaknya dijaga suami.  Seorang ibu yang punya anak kecil pasti tahu bagaimana rasanya.  Hal sepele namun sangat membahagiakan dan melegakan. Ibu-i

CINTA KASIH DALAM PERNIKAHAN

"Selamat ya ... semoga bahagia, cepet dapat momongan." "Selamat ya ... semoga langgeng sampai kakek-nenek." "Selamat ya ... semoga menjadi keluarga Samawa." Itulah beberapa kalimat yang sering kita dengar saat menghadiri acara pernikahan. Mendoakan kedua mempelai sambil menjabat tangannya. Kalau boleh aku ralat, sebenarnya bukan  'Keluarga Samawa', tapi 'Keluarga SAMARA'. Terkadang suka gemas kalau dengar ada yang masih salah mengucapkan Samawa. SAMARA adalah akronim dari SAkinah, MAwaddah wa RAhmah. Kalau dalam Bahasa Indonesia berarti Ketenangan, Cinta dan Kasih Sayang. Benar sekali, pernikahan adalah jalan menuju sakinah atau ketenangan. Saat masih sendiri, betapa hati sering merasakan kegalauan. Pernikahan pun menjadi jalan pelampiasan cinta, cinta yang halal setelah akad terucap. Pernikahan pula yang menjadikan dua insan berkasih sayang dalam ikatan suami-istri. Tidak ada yang lebih indah dari pada ikatan cinta dalam bingkai per

IKHLAS MEMBAWA KEBAIKAN (Weekend Goals Bagian 2, Versi Cerita)

Waktu menunjukkan pukul 04.30 WIB. Seperti biasa,  aku mengawali rutinitasku dengan menggiling baju di mesin cuci sebelum Subuh. Demi efisiensi waktu. Dengan melakukan ini,  selepas Subuh aku hanya tinggal membilasnya.  Begitulah rutinitas Emak-emak,  tak jauh dari urusan dapur dan sumur. Pagi ini aku lebih awal mengerjakannya.  Ada rencana yang ingin aku lakukan di hari Minggu ini. Mewujudkan weekend goals ku, menghadiri kajian muslimah yang rutin aku ikuti.  ' Semua harus sudah selesai sebelum anak-anak terbangun ,' pikirku. Dengan mempercepat gerakan tangan,  akhirnya selesai sudah semua urusan domestik rumah tangga. Kutengok suamiku yang sedang berada di halaman depan. Ternyata dia tengah melihat-lihat beberapa tanaman yang ada di sana. "Bi,  hari ini bisa anterin Ummi kajian kan? " tanyaku seraya mendekat kepadanya. "Libur dulu deh,  Abi pengin di rumah. Udah lama nggak nengokin kebun, kayak apa tanaman-tanaman di sana," jawab suamiku mantap. &quo

WEEKEND GOALS

Pernah aku membaca sebuah tulisan/ status dari mompreneneur yang berjudul Weekend Goals .  Apa itu weekend goals ?  Kalau aku mengartikannya keinginan apa yang dilakukan saat weekend atau akhir pekan. Ya, aku menyimpulkannya dari isi tulisan tersebut. Weekend bagi sebagian atau bahkan semua orang adalah hal yang paling ditunggu.  Libur setelah enam hari berkutat dengan pekerjaan.  Hari Minggu ibarat oase di padang pasir. Sesuatu yang beda di antara yang sama.  Halah, maaf lebay . Kembali ke weekend goals . Setiap orang pasti punya weekend goals yang berbeda. Apa yang ingin dilakukan saat libur tiba.  Bagi seorang pekerja,  weekend mungkin menjadi waktu emas baginya untuk bersantai di rumah. Melakukan hobi, pergi ke suatu tempat wisata,  atau hanya sekadar tidur-tiduran dan bermalas-malasan di kasur. Bagaimana weekend goals ibu rumah tangga sepertiku yang setiap hari di rumah? Tentu saja, aku pun ingin seperti yang lain.  Melakukan hal yang berbeda di hari Minggu, tidak seperti

SIBLING RIVALRY

Waktu masih menunjukkan pukul 07.15 WIB.  Suamiku baru berangkat bekerja sekitar 10 menit yang lalu. ' Okey,  waktunya jemurin baju dulu sebelum memandikan anak-anak, ' pikirku. Rutinitasku setiap pagi sebagai Emak berdaster memang tak jauh dari urusan pekerjaan rumah. Mencuci,  menyapu,  memasak,  ngurusin anak,  ngurusin suami, dan lain-lain. Sebelum Subuh biasanya aku sudah mencuci di mesin cuci agar setelah subuh tinggal membilasnya. Dilanjutkan setelah Subuh mencuci piring sisa makan malam,  merebus air dan menyiapkan semua keperluan sarapan.  Aku senang jika bisa menyiapkan semuanya sebelum pukul setengah tujuh. Tujuanku hanya satu,  agar suami tidak terlalu siang berangkat bekerja sehingga tidak terlambat datang di kantornya. "Hanan,  Ummi mau jemurin baju dulu, ya. Sayang Dedek,  nggak boleh nakalin ya, " perintahku kepada anak pertamaku.  Bukan apa-apa,  anak pertamaku itu memang masih suka memukul adiknya. Mungkin karena dia belum mengerti,  atau mungk

BERKISAH HUJAN

Telah berkisah hujan kepadaku Tentang hati yang tengah berbenah Memaafkan masa lalu Memantaskan diri Hujan pun berkisah kepadaku Tentang hati yang mantap melangkah Mewujudkan harapan Menyambut kekasih hati Takdir menuntunnya ke suatu tempat Melakoni skenario Illahi Hingga tergumam sebuah tanya Diakah yang aku cari? Sementara hujan tetap memerankan perannya Mengiringi doa-doa yang terucap Dari hati yang bermunajat Akan Sunnah yang dirindui Ragu yang sempat terbersit Luluh atas jawaban yang indah Pagi hujan di Januari itu Menjadi penanda awal lembaran baru Memori Januari 2014 Pemalang,  11 Oktober 2019