Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Puasa Pertama Hanan

Puasa Pertama Hanan Ada saatnya anak bisa, ternyata memang berlaku untuk semua hal dalam tumbuh kembang seorang anak. Tidak hanya kemampuan fisik motorik dan kemampuan akademik seperti membaca, menulis, dan kemampuan lain, tenryata ada saatnya anak bisa pun berlaku untuk untuk puasa.  Ya, bulan Ramadan ini adalah puasa pertama bagi Hanan. Senang sekali ketika dia bisa menjalankan puasa satu hari full tanpa latihan setengah hari terlebih dahulu. Padahal, tahun lalu dia sama sekali tidak ikut puasa. Mungkin, belum tahu juga apa itu puasa, walaupun melihat kami orang tuanya menjalankan ritual di bulan puasa seperti buka dan salat tarawih. Alhamdulillah, tahun ini berbekal sounding beberapa kali menjelang Ramadan, dia bisa ikut puasa bersama kami.  Kemampuan Hanan berpuasa satu hari full pastinya sesuai dengan kemauannya sendiri. Tanpa dipaksa harus puasa, ternyata dia menjalani puasa ini dengan normal. Maksudnya tanpa lemas dan malas-malasan dalam beraktivitas. Kadang, aku sendiri yang te

SAHABAT SURGA

Gambar
SAHABAT SURGA Foto : Pixabay Teringat sangat pertama kali jumpa. Kau begitu bersahaja dengan balutan gamis syar'i berwarna maroon dan hijab lebar menutup dada. Auramu begitu sejuk, kalem,  terpancar sosok penyayang dari sorot matamu. Pembawaanmu yang santai serta tutur katamu yang lirih, menandakan kau seorang yang lembut hatinya.  Di sebuah kajian islam, kali pertama kita bertemu. Rupanya kita sama-sama sedang mencari oase di tengah gersangnya iman. Aku tahu itu, karena  setelah berbasa-basi denganmu, ternyata kita memiliki kesamaan tujuan untuk datang ke taman-taman surga.   Kala itu aku terpana, melihatmu sesenggukan saat melantunkan ayat suci Alquran. Begitu dalamnya pengahayatanmu kepada kalam-Nya. Ya, masing-masing dari yang hadir di majelis ilmu itu memang mendapat giliran membaca barang beberapa ayat Alquran. Sungguh, bukan sekadar membaca seperti yang aku lakukan, namun kau menunjukkan ekspresi lain. Tubuhmu bergetar, diiringi lelehan air mata yang tak berhenti mengalir. 

KECIL-KECIL KOK HUTANG? (MELUPAKAN HUTANG)

Gambar
Foto : Pixabay Suatu pagi datang sekelompok anak  hendak membeli alat-alat sekolah di toko kecil rumah kami. Ada yang membeli pensil, buku, penggaris, hingga memfotokopi akta kelahiran guna keperluan sekolah. Satu per satu dari mereka aku layani sesuai urutan kedatangannya dan urutan mereka bilang apa yang dibutuhkan. Hingga tiba giliran satu anak yang sebut saja namanya A. A ternyata tidak membawa cukup uang untuk membayar apa yang dibelinya yaitu seharga enam ribu rupiah. Dia hanya membawa dua ribu rupiah.  Tidak seperti kebanyakan anak lain yang merasa sungkan jika uang mereka kurang saat membeli, A ini justru dengan nada cuek dan tanpa gestur tubuh sopan santun berucap bahwa uangnya kurang.  "Duitnya kurang, nanti kurangannya." Cepat dan cuek, begitu dia berucap.  Aku hanya diam dan melanjutkan melayani anak lain. Dalam hati aku heran dengan sikapnya, tapi setelah diingat-ingat, ternyata dia dari keluarga yang "seperti itu". Ah, sudahlah, pasti ujung-ujungnya lu