Puasa Pertama Hanan

Puasa Pertama Hanan

Ada saatnya anak bisa, ternyata memang berlaku untuk semua hal dalam tumbuh kembang seorang anak. Tidak hanya kemampuan fisik motorik dan kemampuan akademik seperti membaca, menulis, dan kemampuan lain, tenryata ada saatnya anak bisa pun berlaku untuk untuk puasa. 

Ya, bulan Ramadan ini adalah puasa pertama bagi Hanan. Senang sekali ketika dia bisa menjalankan puasa satu hari full tanpa latihan setengah hari terlebih dahulu. Padahal, tahun lalu dia sama sekali tidak ikut puasa. Mungkin, belum tahu juga apa itu puasa, walaupun melihat kami orang tuanya menjalankan ritual di bulan puasa seperti buka dan salat tarawih. Alhamdulillah, tahun ini berbekal sounding beberapa kali menjelang Ramadan, dia bisa ikut puasa bersama kami. 

Kemampuan Hanan berpuasa satu hari full pastinya sesuai dengan kemauannya sendiri. Tanpa dipaksa harus puasa, ternyata dia menjalani puasa ini dengan normal. Maksudnya tanpa lemas dan malas-malasan dalam beraktivitas. Kadang, aku sendiri yang terlalu membatasi mainnya , khawatir nanti terlalu capek lalu meminta berbuka. Tapi namanya bocah, dia tetap saja bermain-main tanpa lelah, bahkan lari-larian dengan adiknya, Nada. Alhamdulillah, sesuatu yang perlu disyukuri.
 
Tahun lalu, aku merasa sedikit minder ketika melihat anak lain sudah ikut berpuasa, sementara Hanan belum. Sempat merasa kalau aku mungkin ibu yang kurang tegas dalam mencontohkan kebaikan kepada anak. Namun, sekmtelah dipikir kembali, pikiranku itu pasti salah. Ketika kita memaksa atau meminta anak melakukan sesuatu yang dia belum tahu dan ingin melakukannya, mungkin jatuhnya hanya akan membuat beban bagi mereka. Terbukti, ketika kita slow dan mencari waktu yang tepat bagi anak, dia akan melakukannya dengan senang hati. 

Layaknya masih latihan, ada hal lucu yang mewarnai puasa pertama bagi Hanan ini. Saat dibangunkan untuk sahur, dia akan sangat mengantuk. Mau tak mau, kami pun menggunakan cara yang mungkin kurang ideal. Ya, kami mengiming-imingi Hanan dengan handphone. Kami memutar video animasi di hape dengan sound lagu memambangunkan sahur. Tanpa menunggu lama, dia pun bangun dan menuju meja makan untuk makan sahur.
Ah, tak apalah. Mungkin memang kurang ideal atau cenderung tidak baik, tapi apa boleh buat. Yang terpenting membuat suasana menyenangkan bagi anak agar dia menjadi semangat. 

Tahun ini, mungkin puasanya masih belum "sempurna" karena dibangunkan sahur dengan cara seperti itu. InsyaAllah semoga tahun depan ada kemajuan baginya dalam menjalankan serangkaian ibadah di bulan suci Ramadan. Aamiin .... 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADIAH UNTUK RESTU

PILIH PUNYA HUTANG ATAU PIUTANG?

Ipsach, Desa Tenang dan Hi-Tech di Swiss