Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

GENDONG M-SHAPE DENGAN JARIK SLIPKNOT, AMAN DAN NYAMAN.

Gambar
Menggendong adalah aktivitas yang pasti dilakukan oleh ibu terhadap anaknya. Atau sering juga dilakukan oleh ayahnya. Karena dengan menggendong, bonding antara orang tua dan anak akan lebih erat. Kita sebagai orang tua pun bisa membuat tangis anak berhenti dengan menggendong anak,  karena rasa nyaman yang dirasakan olehnya.  Mungkin ada yang beranggapan,  bahwa menggendong membuat bayi "bau tangan", sehingga memperlambat kemampuannya untuk bisa berjalan.  Anak yang disebut "bau tangan" pun dianggap rewel karena apa-apa minta digendong. Tetapi,  sebenarnya anggapan itu sama sekali tidak benar,  karena tidak ada hubungannya kemampuan berjalan anak yang lambat dengan seringnya digendong. Anggapan rewel pun sebenarnya hanya persepsi orang tuanya. Rewel tidaknya seorang anak adalah tergantung penilaian kita sebagai orang tua.  Kembali ke aktivitas menggendong.  Dulu,  ketika baru mempunyai satu anak,  aktivitas menggendong selalu membuat kelelahan

MENGENAL BABYWEARING

Gambar
Babywearing.  Ada yang familiar dengan istilah ini?  Atau malah baru mendengarnya? Ya,  apa pun itu,  aku ingin berbagi pengalaman tentang babywearing di tulisan kali ini.  Foto: Page Indonesian Babywearers/ Mama's Journey Indonesia Babywearing, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh dokter spesialis anak,  Dr. William Sears pada tahun 1980 untuk mendeskripsikan kegiatan menggendong bayi dengan posisi yang sangat dekat dengan penggendong seperti layaknya memakai pakaian. (Page Indonesian Babywearers / Mama's Journey Indonesia)  Bila diartikan secara gampangnya, babywearing adalah ilmu pergendongan.  Wah,  apa lagi itu pergendongan? Intinya adalah  bagaimana kita menggendong bayi atau anak dengan posisi yang benar dan tepat dan memakai gendongan yang ergonomis (sesuai anatomi tubuh bayi), sehingga memberi kenyamanan kepada kedua belah pihak.  Baik yang digendong maupun penggendong.   Foto : Pemalang Babywearers Lalu,  seperti apa posisi mengg

MOTIVASI UNTUK IBU RUMAH TANGGA

Gambar
Foto ilustrasi  Siapa pun tidak bisa menerka takdir hidupnya,  apa yang akan terjadi di kemudian hari.  Rencana yang sudah disusun dan dibayangkan akan sama persis terjadi, namun karena sesuatu hal berbalik 180 derajat.  Bisa saja itu terjadi,  karena manusia hanya bisa berencana.  Sedangkan segala yang terjadi telah diatur oleh Sang Maha Pengatur.   Sama seperti yang aku alami. Siapa sangka jika sekarang hanya menjadi ibu rumah tangga sejati setelah sebelumnya bekerja di "luar"? Mungkin banyak yang mengalaminya,  dari bekerja menjadi tidak bekerja, dari wanita karir menjadi Stay at Home Mom. Ah,  mungkin ada sebagian wanita yang yang mengalami guncangan dalam hatinya ketika mengalami masa transisi ini.  Atau mungkin ada yang larut dalam kesedihan karena merasa hidupnya berbeda.  Mau ngapain di rumah?  Mungkin begitu yang ada dalam pikirannya. Bahkan mungkin ada yang merasa gagal ketika ijazah yang didapatnya tidak membuatnya dipandang hebat oleh orang lain.  

REVIEW BUKU THE POWER OF DASTER

Gambar
A.  Tentang Buku  Judul : The Power of Daster  Penyusun : Pasukan Komunitas Pejuang Literasi (Rina Yuliyani, Fenty Mandasari, Anisa Sustianing, Ika Fatmawati, Emjiey, Anis Fitriah, Rima Melanie P, Titi Mulyani, Garnis Trisnawati, Nurrahmah Widyawati, Catri Wulandari, Kinnoy, Lelly Fitriana, Syukma Tanjung, Sita Syahri, Umbara Al Mafaaza, Diah Anggrain, Prihantini). Editor & Proofeader : Hessa Kartika Perancang sampul : Litskanisa R Mega Penata letak : Anis Fitriah Jumlah halaman : xiv + 319  Tahun penerbitan : Januari 2019 ISBN : 978-602-0794-12-9 Penerbit : Pejuang Literasi, bekerja sama dengan SIP Publishing. B.  Isi Buku Buku The Power of Daster adalah buku antologi berisi kumpulan kisah inspiratif karya pasukan Pejuang Literasi (pasukan : sebutan untuk anggota komunitas). Terdiri dari dua chapter,  yaitu The Power of Daster dan Double Power. Pada chapter The Power of Daster,  berisi kisah

PERLAKUAN KHUSUS UNTUK CLODI

Gambar
Segala sesuatu jika dirawat,  pasti hasilnya akan bagus. Ketika memiliki sebuah benda, dan kita memperlakukannya dengan baik sesuai aturannya,  maka akan mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan.  Begitu pun ketika memperlakukan clodi atau popok kain cuci ulang.  Ya,  setelah dua tulisan sebelumnya aku membahas clodi, --bagaimana awalnya memutuskan beralih dari diapers ke clodi, dan apa saja kekurangan serta kelebihannya--,  kali ini aku masih akan membahas clodi. Lebih khusus membahas bagaimana memperlakukan clodi agar performanya baik, mulai dari mencuci,  memeras,  hingga menjemurnya.  Material clodi yang berbeda dari kain lain membuatnya harus diperlakukan berbeda pula.  Ada satu langkah atau proses yang perlu dilakukan agar clodi memiliki performa yang baik,  sebelum memakaikannya untuk anak. Proses tersebut bernama Pre-wash. Prewash adalah proses mencuci clodi terlebih dahulu sebelum dipakai. Clodi yang masih baru mungkin saja terdapat kotoran atau bahan-

PILIH MANA, DIAPERS ATAU CLODI?

Gambar
Foto : Pribadi Seperti janjiku di tulisan sebelumnya, kali ini aku akan membahas tentang apa saja kekurangan dan kelebihan yang dimiliki clodi dan diapers . Namun,  sebelumnya aku ingin berbagi cerita bagaimana awalnya mengenal clodi atau popok kain cuci ulang ini. Dulu ketika anak pertama lahir,  tiga bulan pertama aku tidak memakaikan anak diapers atau clodi.  Menurutku,  sayang jika terlalu banyak  diapers yang terpakai. Karena,  intensitas pipis dan pup anak bayi yang masih sering. Pasti cepat gonta-ganti diapers nya nanti,  begitu pikirku. Tetapi rupanya si Abi keberatan karena menurutnya repot jika sering terkena najis,  repot kalau mau sholat dan lain-lain.  Akhirnya, aku pun mengalah untuk memakaikan diapers untuk anak.  Keadaan itu berlangsung sampai anak berusia satu tahun lebih.  Siang dan malam diapers tak pernah lepas.  Hingga rasa bosan akan sampah diapers yang menggunung dan kekhawatiran akan lingkungan (seperti di tulisanku sebelumnya),  membuatku memut

HEMAT DAN MINIM SAMPAH DENGAN CLODI

Gambar
Permasalahan sampah adalah hal yang tidak akan pernah ada habisnya.  Setiap hari di setiap rumah pasti menghasilkan limbah yang sudah pasti menyumbang penumpukan di Tempat Pembuangan Sampah (TPA).  Masyarakat perkotaan mungkin cukup lega dengan adanya truk sampah yang mengambil sampah di tiap rumah dan menampungnya di TPA.  Berbeda dengan masyarakat pedesaan yang memiliki keterbatasan akses, mereka tidak menghimpun sampah untuk kemudian diambil oleh truk sampah. Meski demikian,  masyarakat pedesaan memiliki sedikit kemudahan untuk membuang sampah.  Di pedasaan bisa dengan mudah membuang sampah di pekarangan rumah yang masih terbilang luas.   Namun,  hal ini tentu menimbulkan masalah yang lain lagi.  Berapa banyak sampah yang akan menggunung jika setiap hari ditimbun oleh limbah rumah tangga dengan aneka sampahnya?  Apalagi jika itu adalah sampah yang tidak bisa terurai seperti plastik,  bekas pembalut,  dan sampah diapers ?  Sebagai ibu rumah tangga,  permasalahan s

ODOP, DARI BLOG HINGGA NICHE BLOG

Gambar
Foto : Pixabay Dunia blogging adalah dunia yang sangat baru buatku.  Awal mengenal blog adalah saat mengikuti Oprec One Day One Post Batch 7. Ya, itulah pertama kali aku membuat blog.  Awalnya sempat ragu ketika akan membuat blog demi mengikuti oprec ini,  karena benar-benar belum pernah membuat blog. Hanya pernah mendengar,  namun belum pernah mengetahui tampilan blog seperti apa.  Apalagi mengetahui serba-serbi di dalamnya. Hingga akhirnya rasa penasaran dan tertantang membuatku melanjutkan ikut oprec ini dan membuat blog sebagai syaratnya. Menulis di blog bukan di media sosial yang lain. Dengan bermodalkan tanya ini-itu kepada Mbak Isnania salah satu PJ ODOP, akhirnya aku bisa membuat blog untuk posting tulisan setiap harinya.  Dua bulan berlalu, oprec ODOP pun mengumumkan peserta yang lulus, termasuk aku.  Senang sekali rasanya menjadi bagian dari komunitas ini. Impian untuk melebarkan sayap di dunia literasi semoga akan terbuka dengan bergabung dengan ODOP. Pengumuma

LULUS TOILET TRAINING? PASTI ADA WAKTUNYA.

Gambar
Foto : Google Tumbuh kembang pada setiap anak --batita maupun balita-- pastilah berbeda-beda. Kemampuan anak dalam hal apa pun,  memiliki waktunya sendiri-sendiri, misalnya saja kemampuan tengkurap,  merangkak,  berdiri,  berjalan, berbicara, dan fase tumbuh gigi.  Bahkan anak yang terlahir dari ibu yang sama pun, tidak menjamin waktu pertumbuhan  yang sama persis. Memiliki dua anak membuatku bisa menyimpulkan demikian.  Karena anak pertama dan anak ke duaku pun berbeda dalam tumbuh kembangnya. Anak pertamaku bisa tengkurap saat berusia tiga bulan,  sedangkan adiknya setelah berusia empat bulan. Begitu pun kemampuan lain seperti merangkak, berdiri, dan berjalan.  Mereka memiliki perbedaan waktu yang cukup kentara dalam setiap fasenya,  yaitu satu bulan.  Hal ini tentu wajar karena semua sudah diatur oleh Sang Pemberi Kehidupan. Yang mungkin kita bisa lakukan adalah menstimulus anak-anak untuk setiap fase tumbuh kembangnya. Anak yang sudah cukup umur untuk bisa berdiri namun

REVIEW APLIKASI BELAJAR MARBEL

Gambar
Pada tulisan sebelumnya,  saya membahas bagaimana cara memyiasati anak yang gemar bermain hape agar tidak terlalu lama dan meminimalisir dampak buruknya.  Salah satunya dengan men-download aplikasi belajar untuk anak. Kali ini saya ingin berbagi mereview salah satu aplikasi belajar anak yang ada di hape saya.  Sebenarnya, saya memang kurang setuju jika anak usia dini belajar melalui aplikasi.  Belajar manual mengajarkan angka dan huruf secara langsung pasti lebih baik. Namun, anak saya tergolong tipe anak yang mudah bosan ketika saya mencoba mengajarinya dengan cara biasa.  Menulis di papan tulis atau kertas misalnya. Sehingga saya berusaha mencari cara agar anak bisa belajar dengan cara yang menyenangkan, salah satunya dengan melalui aplikasi belajar.  Sebelumnya, saya mengajari anak berbagai macam huruf dengan media bungkus jajanan.  Ya,  anak saya yang berusia emapat tahun bisa hafal huruf dengan cara alternatif seperti itu. Cara yang cukup menyenangkan, karena bisa dilakuk

MENYIASATI ANAK YANG GEMAR BERMAIN HAPE

Gambar
Sumber Foto : Google Beberapa waktu lalu viral sebuah postingan di beranda Facebook tentang cara menghentikan kecanduan anak terhadap gadget .  Dalam postingan tersebut disarankan untuk melukis sekeliling mata anak agar berwarna hitam menggunakan alat make-up ketika anak tertidur di malam hari.  Diharapkan cara itu bisa membuat anak menjadi takut dan jera bermain hape atau gadget . Postingan tersebut pun dilengkapi foto seorang anak yang sedang menangis karena mendapati matanya hitam. Pro-kontra menyusul terkait postingan tersebut. Pihak yang pro mungkin beranggapan bahwa cara itu sebagai ide bagus untuk menakut-nakuti anak agar tidak selalu bermain hape . Sebagian dari mereka berkomentar,  "Boleh dicoba nih,". Adapun pihak yang kontra menyayangkan cara yang ditempuh pembuat postingan tersebut.  Mereka beranggapan bahwa cara tersebut sama saja membohongi anak, membuat mata hitam karena bermain hape padahal sebenarnya warna hitam di area mata hanya sebuah trik

BISMILLAH, AKU PILIH NONFIKSI

Dua bulan belajar konsisten nulis di blog dalam rangka mengikuti Oprec komunitas ODOP batch 7. Pertama kali sempat bingung karena diharuskan menulis di blog, sedangkan aku belum pernah membuat blog sama sekali.  Seperti apa tampilan blog itu dan bagaimana menggunakannya.  Tetapi,  dengan modal tanya sana-sini akhirnya bisa juga membuat blog dan lancar posting tulisan untuk disetor tiap harinya. Sekarang, setelah dinyatakan lolos Oprec ODOP,  peserta diwajibkan mengikuti kelas lanjutan yang terbagi dalam 2 kelas.  Kelas Fiksi dan Kelas Nonfiksi.  Kelas Fiksi dengan  fokus goalsnya agar bisa membuat karya fiksi dan bisa tembus media.  Sedangkan kelas nonfiksi mempunyai fokus membuat antology karya non fiksi dengan mengoptimalkan dunia bloggingnya. Sebagian besar peserta bingung menentukan pilihannya,  kelas mana yang akan dipilih.  Walaupun ada beberapa yang sudah mantap menentukan pilihan berdasarkan warna tulisannya.  Bagaimana denganku?  Mungkin aku adalah peserta yang "kelama

BIOGRAFI - RIANA, Sang Pahlawan Devisa.

Gambar
Riana, terlahir di kota telur asin pada tanggal 11 November 1986. Ia adalah sulung dari tiga bersaudara. Keadaan ekonomi keluarga yang sederhana membuatnya hanya bisa mengenyam pendidikan sampai di tingkat Sekolah Menengah Pertama. SMP Negeri 1 Larangan menjadi almamaternya. Ia pun harus ikhlas mengubur paksa cita-citanya untuk menjadi seorang Dokter. Hingga waktu dan keadaan membawanya pada keputusan untuk menjadi seorang Tenaga Kerja Wanita di usia yang masih sangat muda. Seorang single parent yang tangguh, dengan tiga putri sebagai belahan jiwa. Mereka adalah Chaesya Bunga Widyana berusia 12 tahun, Kaeyla Dwi Reviana berusia 8 tahun, dan Wulan Tri Salvina Fatiya 19 bulan. Putri ke tiganya yaitu Wulan,  adalah seorang anak special penyandang Down Syndrom. Perempuan asli Brebes ini sudah kenyang wara-wiri di negeri orang. Hampir sepuluh tahun Ia menjejakkan kaki di Singapura dan Taiwan, sebagai seorang pahlawan devisa. Penguasaannya pada Bahasa Mandarin membuatnya pernah

BIOGRAFI - RIANA, Sang Pahlawan Devisa.

Riana, terlahir di kota telur asin pada tanggal 11 November 1986. Ia adalah sulung dari tiga bersaudara. Keadaan ekonomi keluarga yang sederhana membuatnya hanya bisa mengenyam pendidikan sampai di tingkat Sekolah Menengah Pertama. SMP Negeri 1 Larangan menjadi almamaternya. Ia pun harus ikhlas mengubur paksa cita-citanya untuk menjadi seorang Dokter. Hingga waktu dan keadaan membawanya pada keputusan untuk menjadi seorang Tenaga Kerja Wanita di usia yang masih sangat muda. Seorang single parent yang tangguh, dengan tiga putri sebagai belahan jiwa. Mereka adalah Chaesya Bunga Widyana berusia 12 tahun, Kaeyla Dwi Reviana berusia 8 tahun, dan Wulan Tri Salvina Fatiya 19 bulan. Putri ke tiganya yaitu Wulan,  adalah seorang anak special penyandang Down Syndrom. Perempuan asli Brebes ini sudah kenyang wara-wiri di negeri orang. Hampir sepuluh tahun Ia menjejakkan kaki di Singapura dan Taiwan, sebagai seorang pahlawan devisa. Penguasaannya pada Bahasa Mandarin membuatnya pernah menjadi sta