MENGENAL BABYWEARING

Babywearing.  Ada yang familiar dengan istilah ini?  Atau malah baru mendengarnya? Ya,  apa pun itu,  aku ingin berbagi pengalaman tentang babywearing di tulisan kali ini. 
Foto: Page Indonesian Babywearers/ Mama's Journey Indonesia

Babywearing, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh dokter spesialis anak,  Dr. William Sears pada tahun 1980 untuk mendeskripsikan kegiatan menggendong bayi dengan posisi yang sangat dekat dengan penggendong seperti layaknya memakai pakaian. (Page Indonesian Babywearers / Mama's Journey Indonesia) 

Bila diartikan secara gampangnya, babywearing adalah ilmu pergendongan.  Wah,  apa lagi itu pergendongan? Intinya adalah  bagaimana kita menggendong bayi atau anak dengan posisi yang benar dan tepat dan memakai gendongan yang ergonomis (sesuai anatomi tubuh bayi), sehingga memberi kenyamanan kepada kedua belah pihak.  Baik yang digendong maupun penggendong.  
Foto : Pemalang Babywearers

Lalu,  seperti apa posisi menggendong yang tepat?  Posisi menggendong dikatakan tepat jika memenuhi prinsip TICKS. TICKS adalah singkatan dari Tight, In view at all time,  Close enough to kiss,  Keep chin off the chest,  dan Supported Back.  

Berikut penjelasan tentang TICKS. 

1. Tight 

Tight atau ketat adalah posisi di mana bayi digendong dengan erat. Gendongan membalut erat tubuh bayi sehingga menempel erat dengan tubuh si penggendong.  Namun,  bukan berarti harus ketat seketat-ketatnya, karena itu akan membahayakan bayi.  Saluran napas akan terganggu jika itu dilakukan.  Ketat di sini sekadar tidak melorot dan pas berada di dada penggendong.  Dengan posisi tight ini,  bayi serasa dipeluk oleh ibunya. 

2. In view at all times. 

Dalam menggendong bayi,  yang perlu diperhatikan adalah posisi bayi sendiri. Penggendong harus bisa melihat keadaan bayi,  apakah tertidur atau merasa tidak nyaman dalam gendongan. Maka dari itu,  posisi menggendong pun harus benar,  sehingga bayi  bisa dilihat kapan saja oleh si penggendong. Gendongan yang digunakan pun harus sesuai agar bayi tidak tenggelam atau terlalu masuk sehingga menyulitkan untuk melihat wajah bayi. 

3. Close enough to kiss

Menggendong adalah aktivitas yang sangat penting untuk mempererat bonding antara ibu dan anak. Saat menggendong,  bukan halangan untuk tidak bercanda atau menciumi anak demi kenyamanan mereka. Posisi menggendong yang tepat harus bisa memenuhi syarat ini, yaitu agar anak lebih mudah untuk dicium.  

4. Keep chin off the chest. 

Seperti dalam penjelasan Tight,  posisi menggendong yang baik adalah erat dengan tubuh si penggendong. Yaitu tepat di dada penggendong. Namun,  perlu juga diperhatikan agar dagu bayi tidak menempel ke dadanya sendiri.  Dagu yang menempel ke dada akan membuat jalan napas bayi terganggu dan membuat lehernya akan terasa sakit.  

5. Supported Back.

Aktivitas menggendong harus menimbulkan kenyamanan bagi si penggendong dan yang digendong.  Selain itu keamanan pun harus selalu diperhatikan. Menggendong yang baik adalah menopang punggung bayi secara keseluruhan, sehingga resiko terjatuh bisa dihindari.

Selain prinsip TICKS, posisi menggendong yang baik adalah dengan memperhatikan posisi bayi yang digendong. Apakah sudah sesuai dengan posisi natural bayi atau belum.  Dalam babywearing, dikenal istilah gendong M-shape dan C-shape.

Gendong M-shape adalah posisi dimana kaki bayi yang digendong berbentuk huruf M jika dilihat dari arah punggung.  Kenapa huruf M?  Karena itu adalah posisi natural bayi sejak lahir,  bahkan dalam kandungan. Sedangkan posisi C-shape adalah posisi dimana punggung terlihat tertopang sempurna jika dilihat dari samping. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di gambar berikut. 
Bentuk M-shape

Bentuk M-shape

Bentuk C-shape

Posisi menggendong yang tepat akan memberi kenyamanan bagi kedua belah pihak. Penggendong akan merasa rileks dan tidak merasa berat dalam menggendong anaknya.  Sedangkan bagi anak,  posisi menggendong yang tepat membuatnya merasa nyaman sehingga memberi manfaat kepadanya.  

Dulu,  sebelum mengenal dunia babywearing dengan gendong M-shapenya,   aktivitas menggendong menjadi seperti beban bagiku. Apalagi dengan berat badan anak yang tergolong besar. Bagian tubuh seperti leher dan punggung akan terasa cepat pegal. Namun, setelah menerapkan gendong M-shape,  hal itu sudah bisa teratasi. 

Seperti apa  pengalamanku saat menggendong dengan posisi konvensional dan  posisi M-shape? Insyaa Allah akan aku ceritakan dalam tulisan selanjutnya. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADIAH UNTUK RESTU

PILIH PUNYA HUTANG ATAU PIUTANG?

Ipsach, Desa Tenang dan Hi-Tech di Swiss