Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

BI INAH

Hari ini aku berkunjung ke rumah Ibu yang berjarak sekitar 15 km dari rumahku. Beruntung aku memiliki jodoh tetangga desa, jadi tak perlu repot jika  kangen dengan orang tua. Hanya dengan meminta izin kepada suami, aku bisa dengan mudah berkunjung ke rumah mereka. Bersama suami tentunya. Seperti biasa saat hendak pulang kembali ke rumah, aku menyempatkan diri berbelanja keperluan dapur di warung milik Bi Inah, tetangga ibuku. Aku berniat membeli beberapa sayuran dan lauk lain untuk mengisi kulkas. Persiapan untuk beberapa hari ke depan. "Bi, beli ...," aku mengeraskan suara di depan sebuah warung. Ah, sebenarnya kurang etis kalau menurutku cara seperti ini, yang bertujuan untuk memanggil si empunya warung. Tetapi, memang sudah dari dulu kebiasaan di daerah asalku ini. Berbeda dengan tempat tinggalku yang sekarang. Orang-orang di desa tempatku tinggal, selalu memberi salam saat bertandang ke warung atau toko. "Assalamu'alaikum ...," kucoba cara lain untuk mem

AKU SUKA HUJAN

Usai sudah penantian Hari-hari kekeringan kini terhapus hujan Allahumma soyyiban naafi'aan Allahumma soyyiban naafi'aan Aroma harum tanah basah Tercium sudah Tersiram oleh tetesan penuh berkah Mengguyur hati yang gundah Suka cita ia kusambut Merasakan tetesannya yang lembut Bermesra dengan dinginnya kabut Sungguh indah sensasi yang membalut Oh, aku suka hujan ... Ia yang begitu kunantikan Kini dapat kurasakan Bersama segarnya dedaunan Muthirna bifadlillahi min fadlik Muthirna bifadlillahi min fadlik Kulangitkan doa-doa terbaik Semoga rahmat tercurah dari Sang Khaliq Sajak tak Sempurna, Sajak Peristiwa menyambut hujan pertama Dusun tercinta, 29 September 2019

MEMBIASAKAN ANAK MEMBACA (Bagian 2)

Gambar
Tulisanku tulis tempo hari membahas tentang pentingnya membaca dan bagaimana usaha membiasakan anak membaca sejak kecil. Kali ini masih akan membahas masalah yang sama. Yaitu bagaimana usahaku yang lain dalam membiasakan anak membaca. Seperti yang sudah aku sampaikan bahwa keinginanku tidak hanya mengenalkan anak untuk mengenal buku, namun juga berusaha mendampingi mereka dalam berkenalan dengan buku-buku tersebut. Meskipun hanya mengenalkan buku murah kepada mereka namun aku berharap agar apa yang aku sampaikan dapat mereka rekam dalam ingatan. Alhamdulillah apa yang aku inginkan terwujud dengan membacakan mereka buku-buku itu sebelum mereka tidur atau saat sedang bermain. Selain buku untuk bercerita yang aku pilihkan untuk mereka, aku pun menggunakan dua buah buku yang sudah lama ada di lemari buku.  Times First Picture Thesaurus karya Andrea Ender dan Times 1000 Action Words karya May Kong. Ya, sekalipun itu buku berbahasa Inggris,-- namun diperuntukkan untuk anak-anak--, j

RESENSI/ REVIEW BUKU "KADO TERINDAH RASULULLAH"

Gambar
A. Tentang Buku Judul : KADO TERINDAH RASULULLAH Biografi dan Kisah-Kisah Menakjubkan di Rumah Cinta Nabi SAW. Penyusun : Fuad Abdurahman Penyunting Naskah : Irsyad Taufieq Rahman, Putri Arsy Aulia Rachman Penata Desain Sampul : Devoy Layout dan Setting Isi : Mang Ewok Tahun Penerbitan : 1 Januari 2013/ Safar 1434 H (Cetakan 1) Jumlah Halaman : xviii-326 hlm ISBN : 978-602-18047-7-3 Penerbit : Ikhlas Media Bandung Anggota IKAPI B. Isi Buku Sesuai sub judulnya, buku ini berisi tentang biografi dan kisah-kisah menakjubkan dalam rumah cinta Nabi. Yaitu bertutur tentang kehidupan Rasul beserta para istrinya dengan berbagai peristiwa dan masalah yang mengiringinya. Setiap bab dalam buku ini berkisah tentang profil istri Rasul yang berjumlah 12 orang. Mulai istri pertama yaitu Khadijah binti Khuwailid, Saudah binti Zam'ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafsah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah, Zainab binti J

MEMBIASAKAN ANAK MEMBACA

Membaca adalah jendela dunia, begitu kata pepatah. Dengan membaca kita bisa mengetahui banyak hal. Bisa mengetahui tempat di belahan bumi lain tanpa harus mengunjunginya, bisa memgetahui apa yang tengah terjadi di tempat yang jauh tanpa kita melihatnya, dan sebagainya. Begitu banyak manfaat membaca. Sayangnya, minat baca sebagian orang perlahan mati. Apalagi kaum mudanya. Anak-anak muda jaman sekarang lebih senang nongkrong di tempat-tempat gaul khas anak muda, ngobrol ngalor-ngidul tentang dunia mereka, dan yang lebih umum adalah bermain gadget . Mungkin hanya sebagian kecil yang gemar menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Budaya membaca perlu kita galakkan lagi di lingkungan kita. Hal itu mungkin terasa sulit mengingat kondisi lingkungan yang tidak sepaham dengan kita. Namun, kita bisa menyiasatinya dari lingkungan kita yang paling kecil, yaitu keluarga. Ya, kita bisa menggalakkan minat baca untuk anak-anak, adik-adik, ponakan-ponakan, atau siapa pun yang tinggal di rumah k

MENUNGGU WAKTU YANG TEPAT BERSEKOLAH DI PAUD

Di zaman sekarang, begitu banyak pilihan sekolah untuk anak usia dini. Mulai dari KB (Kelompok Bermain) untuk anak usia sekitar dua atau tiga tahun, TK (Taman Kanak-Kanak) kelompok A untuk anak usia empat sampai lima tahun, hingga TK (Taman Kanak-Kanak) kelompok B untuk anak usia lima sampai enam tahun. Pilihan untuk menyekolahkan anak di usia dini memang tergantung orang tua. Ada yang memilih untuk menyelekolahkan anak di usia yang sangat kecil yaitu umur dua atau tiga tahun. Namun, ada pula yang memilih menyekolahkan anaknya menunggu usia lima tahun lebih, dengan tujuan tidak terlalu lama bersekolah di jenjang PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Saya pernah membaca sebuah tulisan tentang sekolah untuk anak usia dini. Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa tidak perlu terlalu awal memasukkan anak ke sekolah, karena tidak sepenuhnya lingkungan sekolah sesuai untuk perkembangan anak itu sendiri. Contoh kasus bahwa lingkungan sekolah tidak pas untuk perkembangan anak misalnya saat anak

HUJAN

Hujan, bilakah engkau menyapa? Membawa kesejukan bagi udara Membawa kesuburan bagi bentala Membawa keceriaan bagi dedaunan yang tengah dahaga Hujan, bilakah engkau menyapa? Untuk membasuh perihnya netra Untuk membasuh sesaknya dada Untuk membasuh panasnya raga Oh, hujan. Mungkinkah engkau enggan? Mungkinkah engkau bosan? Atau mungkin engkau dendam? Oh, hujan maafkan kami Tatkala engkau turun, kami memaki Tatkala engkau hadir, kami menyumpahi Tatkala engkau tercurah, keluh kesah mengiringi Oh, hujan maafkan kami Maafkan kami manusia yang tak tahu diri Maafkan kami manusia yang tak pandai mensyukuri Maafkan kami manusia yang tinggi hati Hujan, segeralah kau menyapa Membawa rasa syukur bagi yang meminta Membawa kehidupan bagi yang bernyawa Membawa rahmat bagi semesta Sebuah senandika atas kerinduan kepada hujan

PESAN DARI SEBATANG POHON

Minggu pagi yang cerah. Aku dan suami sedang membersihkan halaman depan rumah. Tak terhitung dedaunan kering yang berserakan. Musim kemarau kali ini sangat terasa panasnya. Hingga pohon-pohon pun meranggas mengurangi jumlah daunnya demi bertahan hidup. Kulihat beberapa pohon cengkeh milik tetangga di pekarangan sebelah sudah hampir mati. Dedaunannya sebagian berwarna hijau, sebagian lagi coklat. "Bi, lihat deh. Pohon cengkehnya hampir mati," ucapku menunjuk pohon setinggi kurang dari tiga meter itu. "Ya saking panas cuacanya," timpal suamiku singkat. "Kenapa ya pohon cengkeh lebih cepat mati ketimbang pohon lain?" tanyaku kemudian. "Pohon cengkeh itu mengandung minyak, jadi lebih cepat panas," jawab suamiku sambil mengamati beberapa pohon di pekarangan kami sendiri. "Oh, gitu ya. Sayang ya, padahal udah sering disiram waktu masih kecil. Sekarang udah lumayan besar, malah nggak disiram jadi mati," ucapku sembari mengamati pohon cen

SESALKU

Emosi yang selalu mendera beberapa hari terakhir telah membuatku menjadi seorang ibu yang jahat bagi anakku sendiri. Setiap kali Hanan membuat keusilan kecil sekalipun, aku selalu berteriak. Mengeluarkan nada tinggi memprotes kelakuannya. "Hanan! Nurut sama Ummi!" "Hanan! Jangan pukul Dedek!" "Hanan!" Itu nggak boleh!" Begitu banyak larangan dan bentakanku kepadanya, tanpa mempedulikan bahwa dia hanya balita yang memang belum sempurna nalarnya. Dia memang suka sekali menjaili adiknya, memukul atau tingkah lain yang akan membuat adiknya menangis. Terkadang pun, aku mendaratkan sentilan kecil ke tangannya, berharap dengan itu akan membuatnya jera. Namun, itu hanya sebuah harapan. Nyatanya dia masih terus melakukannya. Ya, karena dia memang masih belum mengerti. Mungkin itu caranya menarik perhatianku agar lebih memperhatikannya. Rasa cemburu memiliki adik membuatnya bingung harus berbuat seperti apa agar perhatian yang dulu aku berikan penuh kepada

BERSABARLAH, IBU ...

Bersabarlah, Ibu ... Untuk setiap perintah yang tak dia turuti Untuk setiap ajakan yang tak dia ikuti Ia hanya belum mengerti Apalagi untuk memahami Bersabarlah, Ibu ... Lihatlah sosoknya Ia hanya makhluk kecil yang tak berdosa Ia butuh kau untuk bermanja Bukan menerima amarah yang menguasai jiwa Masih terasakah olehmu duhai Ibu Kau dan dia pernah menyatu Merasakan detak jantung dan aliran darah seirama Berbagi segala rasa dalam sebuah masa Hingga kekuasaan Illahi mempertemukanmu dengannya Bersabarlah, Ibu ... Kelak akan tiba saatnya kau merindukan masa-masa ini Saat kehidupan telah memintanya berdiri Saat pengalaman hidup harus ia selami Hanya doamu yang dapat mengiringi Bersabarlah, Ibu ... Amarah hanya godaan Jerat setan yang dapat kau lawan Hanya sesal yang akan terasa kemudian Jika kau gagal mengendalikan Sebuah senandika pengingat diri. Pemalang, 21 September 2019.

MUSLIMAH ITU PEMALU

"Muslimah itu pemalu, menjaga kehormatan, dan tidak terlalu vokal. Namun, itu tak menghalanginya untuk berprestasi dan menginspirasi orang lain" ~Ummu Hanan~ Masih tentang wanita. Setelah kemarin aku menulis tentang wanita dan bahaya fitnahnya, kali ini aku ingin berpendapat tentang sifat yang mesti dimiliki wanita. Pemalu . Ah, memang betapa memesonanya wanita sehingga Allah menyuruh kita untuk tertutup, dengan mengenakan jilbab. Seperti yang aku tulis kemarin, kendatipun wanita sudah berjilbab, tetap saja  setan masih membisikkan agar wanita masih melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan jilbabnya. Ada kalanya dijumpai wanita sudah mengenakan jilbab, namun ternyata kurang menjaga kehormatannya dalam pergaulan dengan orang lain. Mungkin dia masih suka berkata yang menyakitkan, masih suka ketawa-ketiwi tanpa malu di depan umum, masih suka menggosip, atau bahkan masih suka berfoto selfi demi terlihat kecantikannya. Sungguh, memang berat godaan bagi kaum

WANITA, ISTIMEWA DAN FITNAH

Pernah aku membaca sebuah tulisan tentang wanita. Wanita, makhluk Allah yang penuh keistimewaan. Saat menjadi seorang anak, ia dapat memperoleh surga dari baktinya kepada orang tua. Saat menjadi seorang istri, ia dapat memperoleh surga dari baktinya kepada suami, bahkan dari pintu mana saja yang dikehendaki. Saat menjadi ibu, dia mempunyai beberapa keistimewaan dari peran dan tugasnya. Memperoleh pahala bahkan dari setiap tetes air susu yang diberikan kepada anaknya. Belum lagi tugas dan keutamaan lainnya sebagai ibu. Bagaimana jika ketiga peran itu disandang sekaligus? Ah, tentunya begitu istimewa diri seorang wanita. Jika ia melakukannya sesuai perintah-Nya. Namun, wanita pun ternyata memiliki sebuah takdir lain yang berat untuk menjaganya. Ya, wanita adalah fitnah terbesar bagi kaum laki-laki. Keindahan lahir maupun batinnya merupakan godaan terbesar bagi mereka. Oleh karenanya, setan pun selalu mengiringi setiap langkah seorang wanita. Seperti dalam sebuah hadits Rasul, “Sesung

GENRE TULISANKU

Mau dibawa ke mana ... Hubungan kita ... Ups, tantangan pekan ke dua di ODOP Batch 7 membuatku otomatis menanyikan lagu dari grup band Armada. Ada yang tahu lagu itu hits tahun berapa? Yang pasti sudah agak tua lah ya, kalau tahu lagu itu pernah hits, hehe .... Tapi ngomong-ngomong apa hubungannya lagu  itu dengan tulisan? Apalagi dengan ODOP? Sebenarnya sih memang tidak ada hubungannya, karena hanya sebuah senandung yang melintas karena memikirkan, mau dibawa ke mana genre tulisanku? Duh, masih sedikit bingung dan galau. Karena memang masih belum tahu brand   tulisan sendiri. Okey , serius. Kembali ke tantangan ODOP, apa genre tulisanmu? Sejauh ini aku lebih senang memilih tulisan non-fiksi, lebih tepatnya kisah inspiratif. Aku senang berbagi momen penting, bahagia, lucu, maupun haru yang kualami. Dalam menuturkan momen itu, aku mencoba menyisipkan beberapa hikmah, agar pembaca memperoleh manfaat dengan membacanya. Ya, karena tujuanku menulis kisah itu untuk be

MENIKAH TANPA RAHASIA

Menikah adalah sunnah Rasulullah, yang dengannya menempurnakan separuh agama kita. Hal itu biasa kita dengar dengan ungkapan bahwa menikah adalah separuh agama. Kenapa separuh agama? Karena di dalamnya begitu banyak ibadah yang dapat kita lakukan, dan banyak pula pahala yang akan kita dapatkan darinya. Menikah dapat mendatangkan pahala jika diniatkan ibadah, memulainya dan menjalaninya diliputi dengan ibadah. Niatkan menikah sebagai ibadah, meneladani Rasulullah agar mendapat keberkahan menikah, menjaga kemaluan, serta memperoleh keturunan yang sholeh untuk memperkuat agama. Memulai pernikahan dengan awal yang baik, ta'aruf sesuai aturan, bukan pacaran yang menjurus kepada zina. Serta menjalani pernikahan dengan senantiasa beribadah. Taat kepada suami, sayang kepada istri, serta menjalankan apapun dalam pernikahan sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Betapa banyak faidah menikah. Dengan menikah, maka terpelihara kemaluan kita. Hal yang sangat penting, mengingat pengendalian nafsu

SEMINGGU PERTAMA TERLEWATI

Alhamdulillah ... satu minggu pertama terlewati. Satu minggu belajar nge-blog , setor tulisan setiap hari tanpa putus dalam oprec komunitas One Day One Post (ODOP) Batch 7. Wah, benar-benar seperti bekerjaran dengan waktu. Harus berpikir mau nulis apa hari ini, langsung eksekusi dan publish di blog, kemudian setor link ke grup. Bagiku lumayan menantang dan sedikit keteteran juga, karena tidak setiap saat bisa memegang hape. Ya, rutinitas sebagai ibu rumah tangga membersamai dua bocil , menuntut kita harus selalu standby di depan anak. Jika lengah sedikit tanpa mengawasi mereka, tiba-tiba saja mereka sudah ada di pinggir jalan. Maklum, anak usia dua tahun dan empat tahun adalah usia yang masih butuh pengawasan. Mereka pun sedang semangat-semangatnya pergi bermain. Kalau Bahasa Jawanya itu " demolan " atau "suka dolan", yaitu suka bermain di luar rumah. Seperti tidak betah di rumah. Seberapa pun terbatasnya waktuku memegang hape , tetap aku sempatkan menulis d

I LOVE KONMARI Bagian 2

Seperti yang sudah aku tulis kemarin, metode Konmari mengajarkan kita untuk lebih simpel dalam menyimpan barang. Penataan baju yang biasanya vertikal atau ditumpuk ke atas, dalam Konmari disusun menyamping dan dilipat dengan kecil. Penataan seperti itu memungkinkan kita melihat motif baju yang tertata di dalam lemari. Biasanya ketika akan mengambil baju yang diletakkan paling bawah dalam susunan vertikal, baju-baju yang di atas akan berubah. Bahkan, jika mengambilnya tidak hati-hati, maka akan ambruk tumpukan bajunya. Nah, di dalam Konmari, masalah seperti itu tidak ada lagi. Penyusunan menyamping atau horisontal akan memudahkan kita mengambil baju yang telah dilipat berjejer rapi tanpa merusak susunan baju yang lainnya. Jika masih sulit membayangkannya, akan lebih baik membaca bukunya, atau melihat di channel Youtube Marie Kondo. Mungkin ada yang bertanya, "Bukannya lebih memakan tempat jika disusun dengan horisontal sedangkan baju kita banyak?" Poin inilah

I LOVE KONMARI (Tantangan 1 : basah, plastik, macet)

Sudah pada tahu kan, apa itu Konmari? Atau ada yang belum pernah mendengar kata Konmari? Konmari adalah seni berbenah rumah ala Jepang. Seperti namanya, Konmari diciptakan oleh seorang wanita bernama Marie Kondo. Marie Kondo adalah seorang wanita yang sangat gemar berbenah. Semua barang di rumahnya selalu ia rapikan. Pertama kali aku tahu metode Konmari, adalah saat tak sengaja melihat seorang teman di Facebook men-share foto hasil berbenah, terutama baju. Sebenarnya sebelum itu pun aku sudah pernah mendengar kaata Konmari, namun belum begitu paham maksudnya. Saat melihat postingan teman itulah aku mulai tertarik mengetahui lebih jauh apa itu Konmari. Akhirnya setelah berkomentar di postingan tersebut, si teman pun menyarankan aku menyukai page Konmari Indonesia. Singkat cerita setelah me-like page i tu, aku pun ikut mendaftar mengikuti kelas Konmari di grup WA. Berbagai pengetahuan tentang Konmari aku dapatkan dari kelas itu. Dalam Konmari, barang di rumah diklasifi

BUKAN ANAK YANG NAKAL

Tempo hari seorang teman bertanya kepadaku, "Mbak, kenapa ya, anakku kok sekarang rewel banget?" "Rewel gimana?" aku balik bertanya. "Ya rewel, kadang suka coret-coret apa gitu, kalau dilarang nanti membantah sukanya," jawabnya dengan muka cemberut. Entah, temanku bertanya seperti itu mungkin menganggap aku lebih berpengalaman menghadapi anak. Ya, mungkin karena aku sudah memiliki dua anak sedangkan dia baru memiliki seorang putri, itu pun usianya di bawah usia anakku. Padahal, sebenarnya aku pun memiliki problem yang sama. Anak pertamaku, terkadang pun seperti itu. Ada saatnya dia benar-benar tidak mau mendengarkan nasihatku. Suatu kali dia naik meja, meraih benda apa saja di rak buku, waktu aku menasihatinya, "Hanan, sampun manjati meja mengkin dawah," (Bahasa Jawa: Hanan, jangan naik ke meja nanti jatuh) Diapun dengan enteng menjawab, "Dawah mawon." (Biarin, jatuh aja). Di lain waktu dia bermain air menyemprot

TAAT KEPADA SUAMI, SALAH SATU CARA MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH

Beberapa waktu yang lalu, aku menghadiri kajian islam di sebuah masjid di daerahku. Saat itu tema yang diangkat tentang bagaimana menjadi keluarga sakinah. Ya, judul kajian waktu itu, 'KELUARGA SAKINAH DARI MIMPI MENJADI NYATA'. Seperti biasa saat menghadiri kajian, aku sempatkan mencatat poin-poin penting yang disampaikan ustadz. Diantara yang aku catat waktu itu adalah, tentang kiat menjadikan keluarga sakinah : 1. Kenalilah karakter pasangan secara maksimal. Karakter asli pasangan akan terlihat setelah menikah. Tidak ada gunanya penjajagan sebelum pernikahan. Atau yang biasa disebut pacaran. Seberapa lama pun waktu pacaran, yang terlihat hanya kebaikan. Dan itu tidak ada gunanya. Karena biasanya yang diperlihatkan hanya kebaikan. Perlu bagi setiap pasangan untuk memahami kepribadian masing-masing. Setiap masalah dalam rumah tangga pasti ada, namun juga pasti ada solusinya. Bicarakan dengan hati yang lapang dan pikiran yang jernih demi kesepakatan yang terbaik. 2. Posis

INGIN SELALU BERPUASA SUNNAH

Puasa, salah satu ibadah istimewa, ibadah langsung antara Allah dan hamba-Nya. Ya, puasa adalah ibadah yang 'berbeda'. Berbeda karena hanya diketahui oleh Allah. Bisa jadi kan, orang mengaku berpuasa padahal ketika sendiri, dia melanggarnya. Makan dan minum tanpa sepengetahuan orang lain. Ibadah puasa berhubungan langsung dengan Allah. Hanya Allah yang mengetahui pasti apakah seseorang itu berpuasa atau tidak. Dan, hanya orang-orang beriman yang sanggup melaksanakannya. Maka dari itulah puasa berguna untuk melatih kejujuran seorang muslim. Puasa juga melatih kesabaran. Bagaimana tidak, ketika ada makanan dan minuman di dekat kita, tapi kita tidak bisa memakan dan meminumnya. Perlu kesabaran dan keikhlasan untuk melakukannya sampai tiba saatnya berbuka. Allah telah menyiapkan pahala dan balasan bagi orang-orang yang berpuasa, rela menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Apakah balasannya? Allah akan memasukkan kita ke dalam surga melalui pintu Ar-R

SEPASANG TUA RENTA

Pagi tadi saat berboncengan motor dengan suami, kami melintas di depan sebuah rumah sederhana. Rumah kecil berdinding papan yang hampir lapuk dimakan usia, serta beratap seng yang tak kalah tua. Ukurannya pun kecil, mungkin hanya terdiri dari beberapa ruangan seadanya. Tiba-tiba suamiku berkata, "Ini rumah orang tua yang kemarin sore datang ke rumah kita." Oh iya, aku ingat ada seorang kakek tua yang datang kemarin sore. Kata suamiku, kakek itu sudah berumur 100 tahun lebih. Memang sudah renta, tetapi masih kuat berjalan jauh. Bayangkan, jarak rumah kami dan rumah kakek itu sekitar dua kilometer, itu pun jalan menanjak dan rusak. Karena memang, daerah kami berada di perbukitan. Suamiku bercerita, kakek itu hanya tinggal berdua dengan istrinya, yang juga sudah renta. Mereka berdua memiliki anak-anak yang tinggal jauh terpisah. "Memang kebanyakan seperti itu, anak sudah besar pasti meninggalkan orang tua," pikiranku melayang bagaimana kehidupan tuaku nanti. "

PENGARUH TV PADA ANAK (SAYA)

TV salah satu benda elektronik yang sudah umum ada di setiap rumah, tidak seperti jaman dulu yang hanya beberapa orang bisa memilikinya. Di jaman dulu, TV masih termasuk barang mewah, yang tentunya membuat orang agak sulit untuk menontonnya. Orang jaman dulu harus berkunjung ke rumah salah satu warga yang memiliki TV dan berdesakan demi bisa menonton TV. TV memang memiliki daya tarik tersendiri bagi penontonnya. Hanya duduk manis di depan layar, bisa melihat dunia di belahan bumi mana pun. Berbagai acara disuguhkan oleh ratusan channel televisi. Setiap acara pun memiliki penontonnya masing-masing. Tak terkecuali anak-anak. Kebiasaan orang tua menonton TV pasti sedikit banyak berpengaruh kepada anak-anak. Anak-anak akan terbiasa dengan kotak ajaib yang mengeluarkan gambar serta suara secara bersamaan tersebut. Maka dari itu, kita perlu memilih tayangan yang akan ditonton bersama anak-anak kita demi kebaikan mereka. Usahakan memilih tayangan yang mendidik dan berguna bagi anak. Namun,

PILIH PUNYA HUTANG ATAU PIUTANG?

Kalau bicara soal hutang-piutang memang terkadang gemas juga ya.... Suatu kali aku membaca status teman yang sebal karena temannya selalu menolak jika ditagih hutang.  Dia bilang yang awalnya kasihan jadi sebal. 'Tahu gini,  nggak aku pinjamin dulu. Mungkin sampai Anggun jadi duta shampoo Emeeron dia baru balikin duitku' begitu ia tulis di statusnya. Duh ... lucu sih, tapi ikut nelangsa bacanya membayangkan temannya lama membayar hutang. Pernah juga aku membaca status teman yang lain.  Katanya, 'jaman sekarang yang ditagih hutang lebih galak dari pada yang menagih. Ini sebenarnya siapa yang punya duit?'. Lagi-lagi miris bacanya. Tapi ada yang lebih adem,  seorang pakar parenting dan praktisi home schooling menulis di statusnya juga,  kurang lebih bunyinya seperti ini, 'Semoga Allah melancarkan rizki yang punya hutang denganku.  Sehingga dia bisa membayar hutangnya kepadaku. Dan semoga piutangku yang macet dapat segera lancar terbayarkan. ' (Mohon maaf kala