GENRE TULISANKU

Mau dibawa ke mana ...
Hubungan kita ...

Ups, tantangan pekan ke dua di ODOP Batch 7 membuatku otomatis menanyikan lagu dari grup band Armada. Ada yang tahu lagu itu hits tahun berapa? Yang pasti sudah agak tua lah ya, kalau tahu lagu itu pernah hits, hehe ....

Tapi ngomong-ngomong apa hubungannya lagu  itu dengan tulisan? Apalagi dengan ODOP? Sebenarnya sih memang tidak ada hubungannya, karena hanya sebuah senandung yang melintas karena memikirkan, mau dibawa ke mana genre tulisanku?

Duh, masih sedikit bingung dan galau. Karena memang masih belum tahu brand  tulisan sendiri.

Okey, serius. Kembali ke tantangan ODOP, apa genre tulisanmu?

Sejauh ini aku lebih senang memilih tulisan non-fiksi, lebih tepatnya kisah inspiratif. Aku senang berbagi momen penting, bahagia, lucu, maupun haru yang kualami. Dalam menuturkan momen itu, aku mencoba menyisipkan beberapa hikmah, agar pembaca memperoleh manfaat dengan membacanya. Ya, karena tujuanku menulis kisah itu untuk berbagi kebaikan, bukan untuk pamer atau sekadar citra diri.

Setiap momen yang menurutku perlu dibagi, aku tulis dengan merinci percakapannya, kemudian memberi kesimpulan atau pandangan tentang apa yang dialami. Tak lupa memberi kalimat positif, penyemangat untuk pembaca, walaupun sebenarnya kalimat aku tujukan untuk diri sendiri. Mungkin bisa dilihat di tulisanku ini https://anisasustianing.blogspot.com/2019/09/sepasang-tua-renta.html?m=1

Benarlah ungkapan salah satu penulis di Facebook, yang di setiap tulisannya diakhiri dengan kalimat, "Menulis, caraku menasihati diri". Benar seperti yang aku rasa dan inginkan. Apa yang aku tulis sebenarnya untuk belajar bagi diri sendiri.

Beberapa buku antologi yang pernah aku ikuti pun, semuanya berupa kumpulan kisah inspiratif. Kisah yang hanya bertutur tentang satu momen, namun ada hikmah di dalamnya.

Pernah suatu kali aku merasa sedikit down ketika mengikuti event menulis di salah satu page komunitas kepenulisan. Saat itu aku mengirimkan tulisan kisah inspiratif sesuai tema, namun ternyata dikritik oleh juri bahwa tulisanku seperti diary, tidak ada alurnya, serta seperti sedang berceramah. Mungkin memang kesalahanku sendiri. Jika yang lain mengirim cerpen, aku malah mengirimkan kisah inspiratif.

Entahlah, apakah mungkin tulisan yang aku kirim memang salah besar? Atau memang belum sepenuhnya berupa kisah inspiratif? Yang pasti, aku hanya berniat berbagi kebaikan lewat kisah yang aku alami dengan diselipi kata-kata positif.

Selain kisah inspiratif, aku pun suka menulis tentang pemikiran pribadi tentang suatu hal. Misalnya tentang pernikahan, seperti tulisanku ini https://anisasustianing.blogspot.com/2019/09/menikah-tanpa-rahasia.html?m=1

Aku merasa lega jika telah menuangkan yang ada dipiranku menjadi sebuah susunan kata yang membentuk beberapa paragraf seperti tulisanku itu. Apakah ini sebuah artikel? Atau testimoni? Atau review?
Sekali lagi, aku sendiri masih galau akan jenis tulisanku.

Mengikuti ODOP Batch 7 mungkin sebagai jalan bagiku menentukan jenis tulisanku. Kecenderungan kepada tulisan non-fiksi, yaitu kisah inspiratif dan artikel, semoga akan lebih terasah setelah menerima dan mempelajari materi terkait dengan pilihanku ini. Tentunya dengan cara berlatih terus untuk memperbaiki tulisanku.

Bismillah !
Semangat !

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW BUKU THE POWER OF DASTER

HADIAH UNTUK RESTU

PILIH PUNYA HUTANG ATAU PIUTANG?