RESENSI/ REVIEW BUKU "KADO TERINDAH RASULULLAH"
A. Tentang Buku
![]() |
Judul : KADO TERINDAH RASULULLAH Biografi dan Kisah-Kisah Menakjubkan di Rumah Cinta Nabi SAW.
Penyusun : Fuad Abdurahman
Penyunting Naskah : Irsyad Taufieq Rahman, Putri Arsy Aulia Rachman
Penata Desain Sampul : Devoy
Layout dan Setting Isi : Mang Ewok
Tahun Penerbitan : 1 Januari 2013/ Safar 1434 H (Cetakan 1)
Jumlah Halaman : xviii-326 hlm
ISBN : 978-602-18047-7-3
Penerbit : Ikhlas Media Bandung Anggota IKAPI
B. Isi Buku
Sesuai sub judulnya, buku ini berisi tentang biografi dan kisah-kisah menakjubkan dalam rumah cinta Nabi. Yaitu bertutur tentang kehidupan Rasul beserta para istrinya dengan berbagai peristiwa dan masalah yang mengiringinya.
Setiap bab dalam buku ini berkisah tentang profil istri Rasul yang berjumlah 12 orang. Mulai istri pertama yaitu Khadijah binti Khuwailid, Saudah binti Zam'ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafsah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah, Zainab binti Jahsyi, Juwairiyah binti Al-Harits, Safiyyah binti Huyay, Ummu Habibah, Mariyah Al Qibtiyah, dan yang terakhir Maimunah binti Al-Harits.
Setiap istri beliau memiliki keutamaan dan kisahnya tersendiri bersama Rasulullah. Seperti dalam bab 1 yang berkisah tentang Ibunda Khadijah, dari awal pertemuannya, menikah sampai beliau diangkat menjadi Rasul. Bagaimana saat itu Khadijah mempunyai kecondongan hati untuk memilih pemuda Muhammad menjadi suaminya berdasarkan tanda-tanda kenabian dan sifat-sifat terpuji beliau. Dalam bab ini pun dijelaskan tentang peran seorang istri yang ideal, keibuan, dan sifat istimewa lainnya, baik dalam kehidupan berumah tangga maupun dalam dakwah dan risalah yang diembannya hingga Khadijahlah istri yang paling utama dan paling membekas di hati Rasulullah.
Bab-bab selanjutnya berkisah tentang istri beliau yang lain. Sungguh poligami yang dilakukan Rasulullah adalah demi dakwah dan risalah kenabian, bukan berdasarkan nafsu syahwat seperti yang dituduhkan musuh-musuh islam. Rasulullah hanya menikahi satu perawan yaitu Aisyah binti Abu Bakar, selainnya beliau menikahi janda. Bahkan Saudah binti Zam'ah adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, gemuk, dan berkulit hitam.
Setiap pernikahan beliau pun memiliki alasan tersendiri, sesuai kondisi pada saat itu. Misalnya saja saat menikahi Aisyah. Aisyah adalah putri sahabat besar Abu Bakar. Hanya Aisyahlah yang pantas mendampingi Rasulullah sepeninggal Khadijah. Pernikahan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan persaudaraan dalam islam, karena Abu Bakarlah sahabat yang paling baik dalam mendukung dakwah beliau. Aisyah terpilih karena memiliki keutamaan, yaitu masih muda dan memiliki kecerdasan sehingga kelak dialah yang menjadi rujukan bagi para muslimah untuk bertanya masalah agama.
Begitu pula dengan pernikahan lain yang memiliki tujuan tersendiri. Pernikahan dengan Saudah, Hafsah, Zainab, Ummu Salamah, Ummu Habibah adalah untuk memuliakan para janda yang ditinggal syahid suaminya. Sedangkan pernikahan dengan Juwairiyah, Safiyyah, dan Maimunah adalah demi memperkuat islam. Karena mereka adalah putri dari musuh islam, yang menjadi tawanan perang. Dengan menikahi mereka maka hikmahnya adalah banyak dari musuh islam yang mengikuti jejak mereka untuk bersyahadat. Adapun pernikahan dengan Zainab binti Jahsyi adalah karena perintah dari Allah langsung terkait masalah yang terjadi saat itu. Sedangkan pernikahan dengan Mariyah Al Qibtiyah adalah hadiah dari penguasa Mesir atas kabar datangnya nabi akhir zaman.
Banyak peristiwa yang yang bisa diambil hikmahnya dalam kehidupan rumah tangga Rasul. Bagaimana beliau tetap bersikap lemah lembut menghadapi kecemburuan istrinya. Terutama Aisyah. Aisyah adalah istri nabi yang paling dicintai namun memiliki rasa cemburu yang besar. Begitu pun Hafsah yang usianya hampir sama dengan Aisyah. Bahkan pernah terjadi peristiwa terkait kecemburuan Aisyah dan Hafsah yang menjadi sebab turunnya surat At Tahrim ayat 1.
Adapula peristiwa lucu dan berkesan yang dituturkan yaitu saat pertama kali Aisyah menjadi istri Rasul. Saat itu Aisyah masih berumur tujuh tahun, tetapi tidak serta merta Aisyah berperan sebagai istri. Rasulullah menunggu hingga saat Aisyah telah siap. Awal pernikahan pun Aisyah masih bermain boneka bersama kawan kecilnya, namun Rasulullah tidak melarang, bahkan beliau mempersilakan Aisyah dengan dunianya dan seringkali beliau ikut serta bercanda bersama mereka. Sungguh lembut sikap Rasulullah, beliau tidak memaksakan keadaan, hingga dengan berjalannya waktu Aisyah pun menjadi sosok yang dewasa, pintar, dan menjadi kepanjangan tangan Rasulullah berdakwah kepada kaum muslimah.
Peristiwa lain yang bisa diambil hikmahnya adalah saat Aisyah dan Hafsah meminta tambahan nafkah kepada Rasulullah. Saat ayah mereka mengetahuinya, mereka pun mendapat tinju di lehernya. Peristiwa ini menjadi sebab turunnya wahyu Surat Al Ahzab : 28-29, yang artinya
"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, 'Jika kamu menginginkan kehidupan di dunia dan perhiasannya, maka kemarilah agar kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu menginginkan Allah dan Rasul-Nya dan negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan pahala yang besar bagi siapa yang berbuat baik di antara kamu".
Usai turunnya ayat tersebut, istri-istri Nabi pun bertaubat dengan sebaik-baik taubat. Karena memang hidup bersama Rasul tidak ada bandingannya dengan materi sebanyak apapun.
Dan masih banyak lagi peristiwa lain yang penuh hikmah.
Ah, membaca buku ini sungguh membuat saya baper. Baper membayangkan rumah tangga Nabi dengan segala keutamaan, keromantisan, keberkahan, dan peristiwa yang penuh hikmah. Baper membayangkan sikap Rasulullah yang sangat bijaksana, lembut, penyayang dan lain sebagianya terhadap istri-istrinya. Baper membayangkan betapa bahagianya istri beliau bersanding dengan manusia pilihan dan bergelar Ummul Mukminin namun juga harus berbesar hati, menghalau perangai buruk demi dakwah yang diemban Sang suami.
Saat membaca buku ini pun, saya menangis dan bergetar hati, merasakan kerinduan kepada Rasulullah. Perasaan saya terhanyut seperti berada ditengah-tengah setiap peristiwa yang dituturkan. Sekali lagi, saya merasa baper akan kisah cinta agung sepanjang masa, antara Rasululllah dan Khadijah dan Rasulullah dan Aisyah.
C. Kesimpulan Tentang Buku
Buku ini sangat bagus karena sarat dengan peristiwa yang dapat diambil hikmahnya. Karena Rasulullah adalah sebaik-baik teladan, manusia yang paling baik akhlaknya. Seperti dalam Hadits dan ayat Al Quran,
"Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah" (QS Al Ahzab : 21)
"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik pergaulannya terhadap istrinya" (HR Tirmidzi)
Begitu pun sifat para Ummul Mukminin, yang harus menjadi contoh bagi setiap muslimah. Ketakwaan dan keimanan yang melekat pada diri istri nabi adalah sebaik-baik teladan.
Buku yang sangat recommended untuk dibaca.
D. Catatan Khusus Tentang Buku
1) Kekurangan
Kekurangan hampir tidak ada, hanya beberapa kata yang tersambung tanpa spasi, membuat saya harus mengulangi membaca kalinat tersebut.
2) Kelebihan
Setiap bab membahas istri Rasul dengan sangat jelas. Asal-usul pernikahan hingga tujuan pernikahan. Begitu pula penjelasan tentang keutamaan, akhlak dan kedudukan para istri Rasul, diungkapkan dengan terperinci.
Semangattt...
BalasHapusMantap reviewnya.
BalasHapusWah, jadi pengin baca bukunya... panduan penting ini untuk para istri solehah, ya... 🥰
BalasHapus