MEMBIASAKAN ANAK MEMBACA

Membaca adalah jendela dunia, begitu kata pepatah. Dengan membaca kita bisa mengetahui banyak hal. Bisa mengetahui tempat di belahan bumi lain tanpa harus mengunjunginya, bisa memgetahui apa yang tengah terjadi di tempat yang jauh tanpa kita melihatnya, dan sebagainya. Begitu banyak manfaat membaca.

Sayangnya, minat baca sebagian orang perlahan mati. Apalagi kaum mudanya. Anak-anak muda jaman sekarang lebih senang nongkrong di tempat-tempat gaul khas anak muda, ngobrol ngalor-ngidul tentang dunia mereka, dan yang lebih umum adalah bermain gadget. Mungkin hanya sebagian kecil yang gemar menghabiskan waktunya dengan membaca buku.

Budaya membaca perlu kita galakkan lagi di lingkungan kita. Hal itu mungkin terasa sulit mengingat kondisi lingkungan yang tidak sepaham dengan kita. Namun, kita bisa menyiasatinya dari lingkungan kita yang paling kecil, yaitu keluarga. Ya, kita bisa menggalakkan minat baca untuk anak-anak, adik-adik, ponakan-ponakan, atau siapa pun yang tinggal di rumah kita.

Saya pernah membaca sebuah sharing di komunitas kepenulisan. Bahwa ada beberapa anggota di komunitas itu yang sudah mengenalkan buku untuk anak mereka sejak masih bayi. Anak-anak perlu ditumbuhkan rasa sukanya terhadap buku di usia sedini mungkin. Banyak manfaat yang diperoleh ketika sejak kecil anak sudah terbiasa dengan buku. Saat membaca sharing itu pun saya bertekad menerapkannya terhadap anak-anak.

Kendala yang dihadapi dalam mengenalkan buku terhadap anak adalah berkaitan dengan material buku. Anak-anak yang belum bisa membaca, mungkin hanya akan melihat, membolak-balikan halaman buku, atau memainkannya sehingga akan merusak buku-buku tersebut.

Namun, hal itu pun bukan masalah di jaman canggih seperti sekarang ini. Banyak buku untuk anak-anak dengan material bagus yang disesuaikan dengan kondisi anak. Misalnya saja seperti buku bantal yang terbuat dari kain dan buku boardbook yang bermaterial tebal sehingga tidak bisa disobek dan bisa dihapus ketika mungkin anak mencoret-coretnya.

Keinginan saya untuk mengenalkan buku tentunya diiringi dengan efektif tidaknya buku tersebut untuk anak-anak. Saya ingin agar bukan hanya sekedar mengenalkan buku, tapi mendampingi mereka saat "berkenalan" dengan buku. Selain itu saya juga berusaha untuk tidak "lapar mata" membelikan buku bagus dan tergolong mahal namun tidak sesuai dengan kondisi anak saya.

Saat pertama kali berniat mengenalkan buku kepada anak, keinginan saya adalah sebuah buku berisi cerita dan adab-adab keseharian sesuai norma Islam yang dapat dijadikan bahan cerita untuk anak saya. Melihat buku bantal dengan material yang anti sobek, saya pun tertarik, namun ternyata isinya tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan. Kemudian, saya mengenal juga buku boardbook, tapi ternyata harga tidak sesuai dengan kondisi ekonomi.

Memang tidak ada kata mahal untuk sebuah buku mengingat manfaat yang didapat dari buku. Namun, saya berpikiran bahwa yang terpenting dari proses pengenalan buku kepada anak bukan seberapa bagus dan mahalnya buku melainkan kehadiran kita dalam proses itu.

Hingga akhirnya saya memutuskan untuk membeli satu set buku tentang adab anak muslim dengan harga terjangkau,-- karena material buku yang standard--. Di luar dugaan, anak saya ternyata menunjukkan ketertarikan kepada buku barunya tanpa menyobek atau merusaknya. Alhamdulillah ... tujuan saya mencari buku untuk bercerita pun tercapai.

Ah, senangnya. Mulai saat itu pun saya rajin membacakan buku kepada anak saya sebelum tidur atau di saat sedang bermain. Ternyata cara itu sangat mengena, terkadang saat sedang bermain sendiri, anak-anak saya berbicara dengan menirukan gaya saya saat bercerita. Itu artinya, apa yang yang saya sampaikan terekam dalam ingatan mereka.

Namanya anak-anak, adakalanya mereka malas dan tidak fokus mendengarkan cerita. Mereka hanya memainkan dan berebut buku tanpa mendengar cerita dari saya. Tak masalah, yang terpenting adalah mereka kenal dengan buku. Dan saya berharap semoga ini awal yang baik untuk mereka menjadi anak-anak yang gemar membaca buku, hingga nanti usia mereka beranjak remaja bahkan dewasa. Aamiin ....

Komentar

  1. Awal pengenalan memang begitu, tetapi selanjutnya akan lebih tertarik lagi. Semangat untuk anak ya Mbak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW BUKU THE POWER OF DASTER

HADIAH UNTUK RESTU

PILIH PUNYA HUTANG ATAU PIUTANG?