Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

NONFIKSI, AKU AKAN TERUS BELAJAR!

Gambar
Foto : Pixabay Alhamdulillah dengan penuh perjuangan, akhirnya bisa menyelesaikan kelas lanjutan nonfiksi. Satu bulan menulis karya nonfiksi bukan hal yang mudah bagiku yang masih newbie. Yah,  walaupun ketertarikan lebih kepada karya nonfiksi,  bukan berarti aku sudah ahli dalam membuatnya. Melihat tulisan teman-teman yang sangat bagus dan inspiratif membuatku salut dan terpacu untuk terus menulis.   Syarat tulisan yang harus minimal 500 kata membuatku cukup berpikir lama saat menuliskannya.  Bukan karena tidak "mengalir", tapi karena memilih kata-kata yang sekiranya pantas agar layak dibaca sebagai tulisan nonfiksi. Belum lagi memikirkan ide tulisan yang sesuai Niche Blogku, yaitu Motherhood, agar tidak menjadi blog yang gado-gado. Sekali lagi,  salut untuk teman-teman yang bisa menulis karya nonfiksi 1000 sampai 1500 kata dengan enteng.  Masuk ke kelas nonfiksi membuatku sangat bersyukur,  banyak ilmu yang didapat yang awalnya aku belum pernah mengeta

RESENSI BUKU HANYA UNTUK WANITA, BIMBINGAN FIKIH PRAKTIS BAGI WANITA

Gambar
A.  Tentang Buku Judul Asli : Tanbihat 'Ala Ahkamin Takhtashshu bil Mukminat Judul Indonesia : HANYA UNTUK WANITA, Bimbingan Fikih Praktis bagi Wanita Penulis : Syaikh Sholih bin 'Abdillah bin Fauzan Al Fauzan Penerbit : Kementrian Urusan Islam, Waqaf, Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Saudi Arabia 1423 H Alih Bahasa : Abu Hudzaifah Yahya Editor : Al Haura' Tata Letak : Abu Abdillah Al Mahy Desain Sampul : Abu Sa'id Abdurrahman Tahun Cetak : Cetakan pertama,  Dzulhijjah 1433 H ISBN : 602 - 8775 - 05 - 3 Penerbit : Pustaka Al Haura',  Yogyakarta B.  Isi Buku Wanita adalah makhluk Allah yang spesial.  Mereka mempunyai permasalahan kompleks yang butuh penyelesaian.  Penyelasaian yang sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Permasalahan  yang dimilili wanita meliputi banyak hal, bagaimana ia berinteraksi dengan dirinya sendiri, bagaimana ia berinteraksi dengan sesamany

MENIKMATI UDARA SEJUK DI TELAGA "TAPAK BIMA" SILATING

Gambar
Telaga Silating Ada ungkapan yang tertulis di beberapa meme, "piknik biar nggak pucat". Maksudnya, pergi pikniklah biar senang atau bahagia. Hm,  benarkah?  Mungkin tidak seratus persen benar, karena ada beberapa tipe orang yang tidak suka bepergian. Tapi banyak pula yang membuktikan,  dengan pergi piknik bisa mengembalikan mood menjadi lebih ceria.   Seperti yang aku alami, karena suntuk di rumah terus,  akhirnya aku pun meminta suami untuk pergi piknik.  Bukan piknik sih ,  lebih tepatnya cuma jalan-jalan.  Pilihan tempat wisata pun tidak jauh,  cukup di desa sendiri.  Kebetulan anak-anak belum pernah ke tempat ini. Sekalian main ke rumah orang tua,  pikirku. Sebenarnya sudah lama kunjungan kami ke obyek wisata Telaga Silating ini,  tapi tak ada salahnya aku membuat reviewnya.   Telaga Silating Telaga Silating adalah sebuah danau alami yang berukuran kecil,  terletak di Desa Sikasur Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Dulu Telaga S

SELEKTIF MEMILIH TAYANGAN TELEVISI UNTUK ANAK

Gambar
Foto : Pixabay Setelah beberapa waktu yang lalu saya membahas tentang dampak gadget --atau lebih tepatnya-- handphone terhadap anak kecil, kali ini saya akan membahas tentang benda yang tak kalah berdampak pada anak, yaitu televisi. Ya,  televisi adalah benda elektronik  berbentuk kotak yang memberikan berbagai warna kepada penontonnya. Berbagai kalangan sudah terbiasa dengan televisi.  Bahkan,  ada beberapa orang yang merasa sangat ketergantungan dengan benda yang satu ini.  Ia merasa ada yang kurang jika tidak menonton televisi beberapa jam saja.  Tak terkecuali anak-anak. Semua anak tentu senang disuguhkan acara televisi yang beraneka ragam.  Namun , perlu diketahui bahwa televisi mempunyai dampak yang sangat luar biasa bagi mereka. Dan itu sangat berbahaya. Kenapa berbahaya?  Karena anak-anak akan meniru semua yang dilihatnya. Tayangan televisi yang tidak  bisa kita kendalikan kontennya akan sangat berpengaruh bagi mereka.   Sebagai contoh adalah tayangan ikl

KILAS BALIK PENGALAMAN MENULIS DAN RESOLUSI DI TAHUN 2020

Gambar
Dunia tulis-menulis sebenarnya masih sangat baru aku jalani.  Pertama kali tertarik untuk menulis adalah bulan Agustus tahun 2018. Waktu itu secara tidak sengaja menemukan grup kepenulisan yang mempunyai program Nulis Buku Bareng (NBB). Awalnya aku sama sekali tidak pernah menulis satu naskah pun,  tapi karena konsekuensi masuk ke grup itu adalah menyetor naskah untuk kemudian dibukukan,  mau tidak mau aku mencoba menulis.   Alhamdulillah, waktu itu berhasil menulis naskah sampai sekitar delapan halaman.  Ya,  walaupun mungkin masih banyak yang tidak sesuai kaidah kepenulisan.  Tetapi,  setelah diberi tahu bagian mana yang masih salah,  aku pun mulai belajar apa itu PUEBI. Aku belajar lagi seperti apa kaidah kepenulisan yang benar.  Sejak saat itu aku mulai ketagihan menulis, ternyata menulis itu menyenangkan. Lumayan bisa membuat suasana hati lebih tenang kalau sedang bete . Katanya, perempuan butuh mengeluarkan 20.000 kata setiap hari supaya hatinya plong , jadi aku pilih

FITRAH ANAK DALAM MELUAPKAN EMOSI

Gambar
Foto : Google Beberapa hari belakangan,  aku dibuat pusing oleh tingkah laku dua anak balitaku. Bingung, bete,  putus asa, dan kesal seringkali yang dirasakan saat menghadapinya. Masalahnya apa lagi kalau bukan sibling rivalry . Masalah yang pasti ada di antara kakak beradik.  Anak pertama yang berusia 4,5 tahun memang belum sepenuhnya mengerti apa arti memiliki adik.  Tak jarang bahkan seringkali dia masih memukul adiknya. Padahal,  aku sudah memberitahukannya bagaimana harus bersikap kepada adik.  Harus menyayangi dan tidak boleh memukul. Namun,  tetap saja dia memukuli adiknya, tidak merasa bersalah sedikit pun atas apa yang dilakukan.  Begitu pun adiknya yang berusia 2 tahun.  Dia hanya bisa menangis saat dipukul,  tapi sejurus kemudian tetap bermain bersama kakaknya. Namanya juga anak-anak yang belum sempurna nalarnya. Sugesti yang sering aku pikirkan kala menghadapinya. Tetapi, sebagai manusia biasa yang rawan akan godaan syaitan, aku pun tak luput meluapkan e

PENDIDIKAN DENGAN PEMBIASAAN DI USIA EMAS

Gambar
Foto : Pixabay Anak adalah peniru yang ulung. Mereka akan dengan mudah meniru apa yang orang tua lakukan dan ucapkan. Fase meniru ini terjadi di usia Golden Age , yaitu usia 1 hingga 3 tahun. Namun,  mencapai puncaknya ketika berusia 2 tahun, yaitu saat anak mulai belajar berbicara.   Maka,  sudah sepantasnya kita sebagai orang tua harus memperhatikan apa yang kita lakukan dan ucapkan di depan anak-anak.   Saat anak mulai bisa berbicara, kita hendaknya berbicara yang baik-baik.  Pemilihan kata adalah hal yang wajib kita perhatikan.  Ketika orang tua mengucapkan kata-kata kotor, maka besar kemungkinan anak-anak akan merekam di memori otaknya,  sehingga bukan hal yang mustahil mereka akan mengucapkannya di kemudian hari.  Begitupun sebaliknya,  ketika ucapan lemah lembut dan sopan santunlah yang terlontar dari mulut orang tua, anak-anak akan terbiasa untuk bersikap dan bertutur demikian.  Tayangan televisi maupun audio yang terbiasa mereka dengar,  tak luput untuk m

MENGHARGAI WAKTU

Gambar
Foto : Pixabay Setiap orang tentu memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan. Ya,  tentu saja  menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai dengan amanatnya.  Siapa pun dia. Karyawan perkantoran bertanggung jawab terhadap tugas dari bosnya. Pekerja bertanggung terhadap pekerjaan dari majikannya.  Siswa bertanggung jawab terhadap tugas sekolahnya. Mahasiswa bertanggung jawab terhadap tugas kuliahnya. Bahkan, ibu rumah tangga pun bertanggung jawab atas tugas domestiknya di rumah.  Dan yang terutama,  seorang hamba bertanggung jawab atas kewajibannya terhadap Tuhannya.  Namun,  seringkali tugas-tugas itu tertunda. Tak jarang pula malah terbengkalai. Sebagai contoh,  ketika seorang siswa tidak mengerjakan Pekerjaan Rumahnya (PR). Kewajiban yang seharusnya dikerjakan,  malah tidak dikerjakan olehnya. Serupa pula dengan seorang hamba yang tidak mengerjakan kewajibannya terhadap Tuhannya, yaitu beribadah kepada-Nya.  Ada beberapa faktor yang menyebabkan pekerjaan atau kewajib

TUMBASIN, BELANJA DAPUR JADI LEBIH MUDAH

Gambar
Aplikasi Tumbasin "Masak apa hari ini?"  Satu pertanyaan yang selalu hadir di pikiran ibu rumah tangga setiap harinya. Memasak memang sebuah aktivitas yang gampang-gampang susah. Bagi yang hobi memasak,  mungkin akan dengan enteng meracik segala bahan yang tersedia menjadi hidangan lezat. Namun,  bagi yang mempunyai kemampuan memasak standard ,  mungkin pertanyaan seperti itu akan selalu hadir.  Bukan taanpa alasan, kebingungan untuk memilih menu masakan,  biasanya seiring dengan keterbatasan bahan yang tersedia.  Ketika ada keinginan untuk memasak opor ayam dan membuat bakwan misalnya,  ternyata kelapa untuk membuat santan tidak ada di rumah.  Belum lagi, tepung terigu dan bawang daun untuk membuat bakwan,  ternyata habis tak bersisa di tempat biasanya.  Masalah akan bertambah jika masakan harus dihidangkan esok di pagi hari sebelum suami berangkat kerja dan anak berangkat sekolah. Sementara hari telah malam.  Aduh, Emak berdaster pasti dibikin

MENSPAD, SOLUSI HEMAT DAN SEHAT UNTUK WANITA

Gambar
Menspad NADHIF Menspad?  Apa itu menspad? Dari namanya sudah dapat ditebak. Bagi kaum laki-laki,  mungkin bahasan ini agak kurang nyaman. Tapi, tidak masalah, karena ini hanya sebatas sharing yang semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.  Menspad adalah singkatan dari mens dan pad.  Mens, berarti menstruasi atau haidh  sedangkan pad berarti bantalan.  Menspad adalah bantalan untuk menstruasi,  atau  biasa kita sebut pembalut.  Namun,  menspad berbeda dengan pembalut pada umumnya yang dijual dipasaran atau ditayangkan dalam iklan televisi.  Menspad adalah pembalut kain cuci ulang. Namanya saja cuci ulang,  berarti bisa dicuci dan tidak ada bagian yang dibuang.  Sudah beberapa bulan ini, aku memutuskan beralih dari pembalut ke menspad. Lumayan untuk mengurangi produksi sampah rumah tangga.  Biasanya, aku membakar sampah plastik dan kertas, namun seringkali merasa sebal jika ada yang tidak bisa terbakar. Ya,  apalagi kalau bukan sampah pembalut.  Sampah yang s

BALIHO DAN POSTER, YANG TERSISA DARI PEMILU

Gambar
Poster Calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2019. Beberapa bulan kemarin saat musim panen di kampung saya,   ramai orang menjemur hasil panennya.  Ada yang menjemur padi, jagung,  maupun singkong. Beberapa macam alas mereka gunakan untuk menjemurnya,  seperti terpal,  plastik,  bahkan spanduk/ poster/ baliho bergambar calon anggota legislatif  (caleg) dan presiden serta wakil presiden.  Pemandangaan ini mengingatkan saya pada hajatan negara bulan April tahun 2019 lalu.  Pesta demokrasi yang sangat besar, karena merupakan pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan anggota DPD, serta pemilihan anggota legislatif (DPR) dari tingkat Kabupaten, Provinsi, hingga Pusat yang dilakukan serempak di seluruh Indonesia.   Setiap kali pemilu diadakan selalu ramai dengan adanya kampanye yang diselenggarakan beberapa minggu sebelumnya. Berbagai media digunakan untuk memperkenalkan kandidat yang bersaing di arena politik itu. Salah satu media yang digunakan untuk berkam

MENYEPELEKAN HUTANG?

Gambar
Foto : Google  Tempo hari aku bertemu kawan lama. Sudah lebih dari setahun mungkin kami tidak bertemu. Memang susah sekali rasanya bisa bertemu dengan kawan-kawan yang dulu sering menghabiskan waktu bersama. Kini,  dengan kesibukan masing-masing dan segala kondisinya sebagai ibu rumah tangga membuat kami jarang bertatap muka.   Singkat cerita kami ber- say hello karena secara tak sengaja bertemu. Namanya juga ibu rumah tangga, emak-emak,  kalau bertemu teman pasti lumayan banyak yang dibicirakan. Pertemuan ini pun mau tidak mau mendorongku untuk berkata kepadanya, bahwa suaminya yang juga mengenalku mempunyai kewajiban yang belum dibayar.  Memang sedikit kurang sopan,  tapi apa boleh buat.  Mumpung sedang bertemu,  pikirku. Sebuah kewajiban juga sebagai seorang muslim untuk menagih hutangnya, kan?   Mendengar hal itu,  kawanku pun kaget.  Padahal yang aku tahu dia pun mengetahui hal ini.  Dulu pernah menagih hutang suaminya melalui nomor ponselnya juga.