MENGHARGAI WAKTU

Foto : Pixabay

Setiap orang tentu memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan. Ya,  tentu saja  menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai dengan amanatnya.  Siapa pun dia. Karyawan perkantoran bertanggung jawab terhadap tugas dari bosnya. Pekerja bertanggung terhadap pekerjaan dari majikannya.  Siswa bertanggung jawab terhadap tugas sekolahnya. Mahasiswa bertanggung jawab terhadap tugas kuliahnya. Bahkan, ibu rumah tangga pun bertanggung jawab atas tugas domestiknya di rumah.  Dan yang terutama,  seorang hamba bertanggung jawab atas kewajibannya terhadap Tuhannya. 

Namun,  seringkali tugas-tugas itu tertunda. Tak jarang pula malah terbengkalai. Sebagai contoh,  ketika seorang siswa tidak mengerjakan Pekerjaan Rumahnya (PR). Kewajiban yang seharusnya dikerjakan,  malah tidak dikerjakan olehnya. Serupa pula dengan seorang hamba yang tidak mengerjakan kewajibannya terhadap Tuhannya, yaitu beribadah kepada-Nya. 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan pekerjaan atau kewajiban kita tidak dilakukan. Atau lebih tepatnya terbengkalai. 

Faktor pertama, karena kita menundanya. 

Menunda pekerjaan dapat menyebabkan pekerjaan tersebut justru terbengkalai. Bagaimana tidak?  Karena kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi sedetik kemudian. Seorang siswa berniat mengerjakan PR, namun ia menundanya hingga malam hari.  Ternyata,  saat malam hari lampu mati,  sehingga kesulitan untuk mengerjakannya.  Akhirnya, kewajiban mengerjakan PR pun jadi terbengkalai. 

Kedua,  karena kita menyepelekannya. 

Sama halnya saat kita menunda, menyepelekan tugas dapat juga berakhir dengan terbengkalainya tugas tersebut. Seorang mahasiswa menyepelekan tugas dari dosennya. Ia menganggap bisa mengerjakan dengan mudah.  Ternyata,  tugas itu tidak sesederhana yang dibayangkan,  ada beberapa hal yang mesti dipersiapkan. Menyepelekan yang seiring sejalan dengan menunda, akhirnya membuat tugas tidak dikerjakan. 

Ketiga,  menuruti hawa nafsu.  

Biasanya, muncul rasa malas untuk mengerjakan suatu kewajiban. Ketika kita lebih mementingkan hawa nafsu, maka sudah dapat dipastikan pekerjaan akan terbengkalai. Niat hati akan sholat Isya, namun ia bermalas-malasan sambil menonton televisi terlebih dahulu.  Ternyata ia ketiduran sangat nyenyak hingga tebangun di waktu Subuh. Sholaat Isya pun terlewati, karena ia lebih menuruti hawa nafsunya untuk bermalas-malasan malam tadi.  

Begitulah,  ketika kita menunda, menyepelekan,  dan menuruti hawa nafsu yang tidak baik,  maka pekerjaan atau kewajiban bisa terbengkalai. Padahal,  waktu tidak bisa berjalan mundur. Apa yang sudah terjadi,  tidak dapat kita hindari. 

Sebenarnya ada beberapa tips agar kita tidak terbiasa menunda atau menyepelekan tugas, diantaranya:

1. Membuat jadwal dan mematuhinya.

Sebagai contoh, seorang siswa membuat jadwal untuk mengerjakan PR di jam tertentu.  Misalnya saja setelah makan malam.  Jika jadwal yang ia buat dipatuhi,  maka kecil kemungkinan keewajibannya akan terbengkalai.

2. Konsisten 

Ketika kita konsisten terhadap tugas kita,  maka halangan atau godaan apa pun bisa kita taklukan.  Agar apa yang menjadi tugas kita terlaksana dengan baik. 

3. Sedikit tapi rutin. 

Pekerjaan yang dilakukan sedikit demi sedikit namun rutin, dapat membuat kita terhindar dari rasa malas. Karena,  rasa malas biasanya muncul saat kita melihat tugas yang banyak.  Jika kita rutin menyicil tugas kita,  maka kesan berat darinya,  tidak begitu terasa. 

Pepatah asing mengatakan,  never put off till tomorrow what you can do today, yang artinya jangan pernah menunda sampai besok apa yang bisa dikerjakan hari ini. Lakukan tugas dan kewajiban sebisa mungkin tanpa menundanya.  Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi sedetik kemudian.

Ungkapan bahwa time is money,  waktu adalah uang, agaknya bisa menjadi penegasnya. Hargailah waktu yang ada dan manfaatkan sebaik mungkin agar semua berjalan sesuai alurnya. Kita tentu tidak ingin penyesalan yang akan terjadi,  bukan? 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW BUKU THE POWER OF DASTER

HADIAH UNTUK RESTU

PILIH PUNYA HUTANG ATAU PIUTANG?