KILAS BALIK PENGALAMAN MENULIS DAN RESOLUSI DI TAHUN 2020


Dunia tulis-menulis sebenarnya masih sangat baru aku jalani.  Pertama kali tertarik untuk menulis adalah bulan Agustus tahun 2018. Waktu itu secara tidak sengaja menemukan grup kepenulisan yang mempunyai program Nulis Buku Bareng (NBB). Awalnya aku sama sekali tidak pernah menulis satu naskah pun,  tapi karena konsekuensi masuk ke grup itu adalah menyetor naskah untuk kemudian dibukukan,  mau tidak mau aku mencoba menulis.  

Alhamdulillah, waktu itu berhasil menulis naskah sampai sekitar delapan halaman.  Ya,  walaupun mungkin masih banyak yang tidak sesuai kaidah kepenulisan.  Tetapi,  setelah diberi tahu bagian mana yang masih salah,  aku pun mulai belajar apa itu PUEBI. Aku belajar lagi seperti apa kaidah kepenulisan yang benar.  Sejak saat itu aku mulai ketagihan menulis, ternyata menulis itu menyenangkan. Lumayan bisa membuat suasana hati lebih tenang kalau sedang bete. Katanya, perempuan butuh mengeluarkan 20.000 kata setiap hari supaya hatinya plong, jadi aku pilih mengeluarkan sebagian jatah pengeluaran kata itu melalui tulisan. Haha ... lebay!

Kembali ke cerita tentang menulis.

Setelah ketagihan menulis dan banyak menyimak ilmu dari grup kepenulisan itu,  aku menjadi tertarik untuk masuk ke grup-grup menulis lain di media sosial.  Ternyata banyak sekali orang berbakat di luar sana. Aku pun menjadi terpacu untuk mengikuti beberapa challange menulis. Beberapa kali menang challange membuatku semakin tertarik menaklukkan tantangan. Sebatas kemampuanku tentu saja. 

Hingga akhirnya bertemu dengan grup kepenulisan ODOP (One Day One Post) melalui WA story seorang teman. Challange menulis Ramadhan Writing Challange 2019 yang diadakan ODOP membuatku lebih akrab dengan dunia literasi. Dan, pada waktunya ODOP membuka pendaftaran untuk perekrutan anggota baru di Oprec ODOP Batch 7, aku turut mengikutinya.

Seleksi masuk ODOP yang mengharuskan posting tulisan selama dua bulan penuh di blog,  membuatku mengenal dunia baru lagi.  Dunia blogging. Aku yang awalnya hanya mendengar kata blog tanpa tahu seperti apa mengoperasikannya, sekarang sudah memiliki blog. Blog baru dan masih ala kadarnya.  

Setelah lulus Oprec ODOP Batch 7, aku masuk kelas lanjutan,  yaitu Kelas Nonfiksi. Sebelumnya sempat bingung mau masuk Kelas Fiksi atau Nonfiksi,  tapi akhirnya membulatkan tekad untuk masuk Kelas Nonfiksi. Dengan alasan, apa yang aku tulis selama ini lebih kepada kejadian nyata,  seperti kisah inspiratif dan pengalaman sehari-hariku bersama buah hati. Beberapa puisi dan senandika yang coba aku tulis pun tidak jauh dari real story.  

Di dalam Kelas Nonfiksi, peserta wajib posting lagi tulisan nonfiksi selama satu bulan penuh dan mengoptimalkan blognya. Banyak materi blogging yang disampaikan di kelas ini. Apa itu Niche Blog,  Adsense Blog,  dan lain-lain. Ternyata banyak yang aku tidak tahu. Mencari tahu dan bertanya kepada yang lebih tahu menjadi caraku untuk memecahkan masalah tersebut.  Sekali lagi,  terima kasih tak terkira untuk Mbak Marita Ningtyas yang sudah menjawab kekepoanku terhadap dunia blogging dengan senang hati. Setelah sebelumnya mengajariku bagaimana mengatur template blog dan pernak-perniknya. Tak terhitung banyaknya chat untuk menyakan ini-itu terkait blog. Jazakillah khoir atas sharing ilmunya. 

Awal masuk ke kelas nonfiksi aku sedikit percaya diri dengan kegemaranku menulis kisah nyata,  tapi ternyata teman-teman di sini jauh lebih hebat dengan artikel-artikelnya yang google-able. Aku jadi sedikit ciut nyali dan pusing.  Belum lagi kewajiban posting tulisan minimal 500 kata per hari yang harus sesuai dengan Niche Blognya. Wah,  ini benar-benar membuat kepala semakin berat, hehe .... 500 kata untuk nonfiksi menurutku lumayan berat,  berbeda dengan fiksi yang bisa diselingi dengan dialog. Salut untuk teman-teman yang bisa membuat tulisan nonfiksi 1000 sampai 1500 kata dengan enteng.  

Namun begitu, aku harus berpuas diri.  Sudah bisa bertahan konsisten menulis dan masuk pekan ke empat dengan tantangan terakhir Resolusi Menulis 2020. Lagi-lagi, ini sebuah pencapaian yang membuatku cukup bangga.  Tantangan demi tantangan terlewati.  Tantangan terberat adalah tantangan pekan ke tiga kemarin, mengikuti lomba blog.  Siapalah aku yang blognya masih ala kadarnya tapi disuruh posting ikutan lomba blog? Itulah tantangan, harus ditaklukan.  Alhamdulillah berhasil mengikuti salah satu lomba blog. Menang atau kalah itu urusan kesekian,  yang terpenting adalah mengasah kemampuan dan belajar hal baru. 

Setelah kilas balik pengalamanku di dunia tulis-menulis, sekarang aku mempunyai resolusi menulis di tahun 2020 yang semoga dapat diwujudkan.  

Pertama, aku ingin lebih mendalami tulisan nonfiski.  Menulis artikel dan opini yang tentunya google-able. Artinya, layak dibaca oleh siapa pun pengguna mesin pencari ini. Dengan kata lain,  tidak malu-maluin. Apakah terlalu muluk? Insyaa Allah semoga dimampukan. Dan yang terpenting tetap belajar. 

Ke dua, mengotimalkan blog. Untuk mewujudkan resolusi pertama, aku harus mengoptimalkan blog. Bagaimana bisa tulisan dibaca setiap orang jika blognya belum terindex google?  Kata Mbak Marita,  tulisanku baru beberapa yang terindex google secara otomatis. Iya sih,  karena belum mendaftar juga agar semua tulisan bisa terindex.  Masih banyak yang harus dibenahi di blogku ini, semoga tahun depan bisa mewujudkannya.  

Ke tiga, lebih rajin mengikuti challange menulis dan lomba blog.  Setelah tantangan pekan ke tiga kemarin adalah lomba blog,  aku jadi tahu ternyata main blog pun bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah. Wah,  asyik banget.  Semoga bisa ya memperoleh uang dari blog. Aamiin .... Tapi, saingannyaa itu lho,  blogger-blogger senior,  apakah aku sanggup?  Bismillah,  tidak ada salahnya bermimpi. 

Ke empat, mempunyai tulisan yang tembus media.  Sejak awal mengikuti ODOP adalah bertujuan agar mempunyai link agar bisa tembus media. Semoga pada saatnya nanti keinginan ini dapat terwujud. 

Ke lima, belajar fiksi.  Walaupun minat lebih condong ke nonfiksi, tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk mendalami fiksi. Akrab dengan alur, penokohan, premis, opening-ending yang menarik, dan lain sebagainya. Sedikit banyak aku pun tertarik membuat cerita setelah tantangan terakhir di Oprec ODOP kemarin adalah membuat cerbung lima episode. Nonfiksi dan fiksi ditekuni secara bersamaan?  Lagi-lagi,  Bismillah saja! 

Menulis bagiku --selain kesenangan dan proses belajar--, adalah sebuah perjuangan. Hanya bisa menulis di tengah hening malam saat anak-anak tertidur. Terkadang aku berpikir, untuk apa perjuangan ini?  Menahan kantuk dan rasa lelah setelah aktivitas di siang hari? Tetapi,  setelah dipikirkan kembali,  jawabannnya hanya satu, yaitu untuk mewujidkan resolusi menulis di tahun 2020. Aamiin .... 

Komentar

  1. Luar biasa semangatnya. Semoga dimudahkan dan dilancarkan ya, mba... Semangat! 🥰💪

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW BUKU THE POWER OF DASTER

HADIAH UNTUK RESTU

PILIH PUNYA HUTANG ATAU PIUTANG?