MOTIVASI UNTUK IBU RUMAH TANGGA

Foto ilustrasi 

Siapa pun tidak bisa menerka takdir hidupnya,  apa yang akan terjadi di kemudian hari.  Rencana yang sudah disusun dan dibayangkan akan sama persis terjadi, namun karena sesuatu hal berbalik 180 derajat.  Bisa saja itu terjadi,  karena manusia hanya bisa berencana.  Sedangkan segala yang terjadi telah diatur oleh Sang Maha Pengatur.  

Sama seperti yang aku alami. Siapa sangka jika sekarang hanya menjadi ibu rumah tangga sejati setelah sebelumnya bekerja di "luar"? Mungkin banyak yang mengalaminya,  dari bekerja menjadi tidak bekerja, dari wanita karir menjadi Stay at Home Mom. Ah,  mungkin ada sebagian wanita yang yang mengalami guncangan dalam hatinya ketika mengalami masa transisi ini.  Atau mungkin ada yang larut dalam kesedihan karena merasa hidupnya berbeda.  Mau ngapain di rumah?  Mungkin begitu yang ada dalam pikirannya. Bahkan mungkin ada yang merasa gagal ketika ijazah yang didapatnya tidak membuatnya dipandang hebat oleh orang lain.  

Yah, itu semua manusiawi. 

Ibu rumah tangga memang "profesi" yang dipandang biasa oleh sebagian orang. Mereka hanya duduk diam di rumah, hanya berkutat dalam urusan domestik rumahnya. Padahal,  lebih dari itu,  seorang ibu rumah tangga memiliki tanggung jawab besar yang diembannya. 

Seperti dalam hadits  Rasul, 
"Seorang istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya" (HR.  Bukhari Muslim).

Hadits ini menyebutkan betapa sebenarnya sangat besar tanggung jawab seorang istri dalam mengurus rumahnya. Sebuah tanggung jawab yang akan dimintai pertanggungjawabannya.  Dimana akan dimintai pertanggung jawabannya?  Tentu saja di akhirat kelak. Bagaimana seorang istri mendidik anak-anak,  menjaga amanah suaminya di rumah,  menjaga kehormatan dirinya,  semua akan dimintai pertanggung jawabannya.

Secara tidak langsung,  hadits tersebut menyiratkan agar para wanita tetap berada di dalam rumah untuk bertanggung jawab penuh terhadapnya.   Namun, hal itu bukan berarti membatasi ruang geraknya sehingga tidak bisa berkarya dan melakukan hal positif lain. 

Ada beberapa hal yang bisa para ibu rumah tangga lakukan dengan banyaknya waktu yang ia punya, sebagai hikmah dari "profesi"nya. 

Pertama,  ia bisa bemaksimalkan perannya sebagai pendidik utama bagi anak. 

Seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak.  Banyaknya waktu yang ia punya menjadikannya lebih leluasa menemani anak-anak dan mengajarkan kebaikan kepada mereka.  Ilmu pengetahuan bisa diajarkan di sekolah,  namun yang terpenting adalah pengenalan adab baik bagi mereka. Lingkungan keluarga yang baik tentu akan berpengaruh kepada akhlak anak-anak agar siap bersosialisasi dengan dunia luar. 

Ke dua,  mencoba hal-hal baru sesuai dengan bakat dan minatnya. 

Berkegiatan di rumah tidak menjadi penghalang bagi ibu rumah tangga untuk berkarya.  Setiap orang pasti memiliki bakat dan minat yang berbeda.  Dengan posisinya sebagai ibu rumah tangga,  ia bisa mengeksplor ketrampilannya agar lebih bermanfaat. Baik untuk diri sendiri maupun lingkungannya. 

Ke tiga, memanfaatkan waktu untuk menambah ilmu.  

Sebenarnya bukan hanya untuk ibu rumah tangga,  pemanfaatan waktu luang untuk menambah ilmu bisa dilakukan oleh siapa saja.  Di mana saja.  Tetapi,  khusus bagi ibu rumah tangga,  pemanfaatan waktu luang untuk menambah ilmu bisa membuatnya menjadi pribadi yang lebih smart.  "Bukan ibu rumah tangga biasa", mungkin bisa menjadi sebutannya.  Perbanyak membaca bisa menjadi salah satu cara untuk menambah ilmu.  Hal ini tentu berbeda hasilnya jika seorang ibu rumah tangga hanya menghabiskan waktunya untuk bergosip-ria. 

Ke empat,  memperbanyak ibadah.

Ibu rumah tangga memiliki waktu yang sedikit fleksibel dibandingkan dengan orang bekerja di luar. Hal ini bisa ia manfaatkan untuk memperbanyak ibadah, mendoakan suami dan anak-anaknya,  demi kebaikan mereka. 

Setiap yang terjadi,  sudah pasti sesuai dengan kondisi masing-masing orang.  Ada wanita yang memilih atau terpaksa menjadi ibu rumah tangga sejati,  namun tak sedikit yang tetap menjalankan double perannya, bekerja di luar mencari nafkah sekaligus menjalankan perannya sebagai ibu. Tidak ada yang salah,  karena semua sudah diatur oleh-Nya.  Yang terpenting adalah memaksimalkan peran dan melakukan yang terbaik.  





Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADIAH UNTUK RESTU

PILIH PUNYA HUTANG ATAU PIUTANG?

Ipsach, Desa Tenang dan Hi-Tech di Swiss