CINTA KASIH DALAM PERNIKAHAN
"Selamat ya ... semoga bahagia, cepet dapat momongan."
"Selamat ya ... semoga langgeng sampai kakek-nenek."
"Selamat ya ... semoga menjadi keluarga Samawa."
Itulah beberapa kalimat yang sering kita dengar saat menghadiri acara pernikahan. Mendoakan kedua mempelai sambil menjabat tangannya. Kalau boleh aku ralat, sebenarnya bukan 'Keluarga Samawa', tapi 'Keluarga SAMARA'. Terkadang suka gemas kalau dengar ada yang masih salah mengucapkan Samawa.
SAMARA adalah akronim dari SAkinah, MAwaddah wa RAhmah. Kalau dalam Bahasa Indonesia berarti Ketenangan, Cinta dan Kasih Sayang. Benar sekali, pernikahan adalah jalan menuju sakinah atau ketenangan. Saat masih sendiri, betapa hati sering merasakan kegalauan. Pernikahan pun menjadi jalan pelampiasan cinta, cinta yang halal setelah akad terucap. Pernikahan pula yang menjadikan dua insan berkasih sayang dalam ikatan suami-istri.
Tidak ada yang lebih indah dari pada ikatan cinta dalam bingkai pernikahan. Saat saling bersenda gurau sambil bertautan jemari akan mendapatkan pahala. Saat pemenuhan hasrat akan mendapatkan pahala. Pun saat membersihkan diri setelahnya. Begitu banyak ladang pahala dalam pernikahan, jika didasari cinta karena Allah.
Berbeda dengan pernikahan yang diawali dari zina. Menikah dengan terburu-buru karena sudah terlanjur berbadan dua. Keberkahan pun hilang karena hilangnya ridho orang tua yang merasa malu. Belum lagi kesiapan mental yang kurang dari sepasang kekasih untuk membina rumah tangga. Karena mereka melakukannya bukan karena cinta kasih tulus, melainkan nafsu membara yang berkedok cinta kasih semu.
Untuk adik-adik remaja atau siapa pun yang belum menikah, bersabarlah menekan keinginan untuk menunaikan cinta kasihmu. Tunggu waktu yang tepat, yaitu setelah pernikahan. Jauhi pacaran, tidak ada manfaat dari kegiatan itu. Manfaatkan waktu mudamu untuk belajar, memperbanyak kegiatan bermanfaat, memperbanyak teman dan pengalaman. Jodoh akan datang tepat waktu, saat kalian telah siap.
Perbaikilah diri jika ingin jodoh yang baik juga. Karena menikah bukan hanya mengubah status lajang, tapi awal mula hidup baru. Hidup yang akan mengantarkan kepada kehidupan selanjutnya. Itulah rumah tangga surga. Rumah tangga yang didasari iman kepada Allah, melaksanakan semua hal dalam pernikahan dengan berorientasi akhirat. Insyaa Allah menjadi pasangan di dunia dan di akhirat, bahagia sampai ke surga. Aaminn.
Amiin....terimakasih telah mengingatkan kami😊
BalasHapusAlhamdulillah, walau sudah cukup umur. Tetap sabar menanti karena jodoh belum bertamu😃
BalasHapusMasyaAllah,nikmatnya berbuka hanya bisa dirasa oleh ia yang sabar berpuasa, pun indahnya menikah hanya bisa dirasa oleh ia yang sabar menjaga.
BalasHapus