HIKMAH TERJATUH

Baru saja aku mengalami kejadian yang cukup membuat gemetar. Terjatuh dari motor bersama suami dan anak-anak.

Kejadian bermula saat kami pulang dari berkunjung ke rumah orang tua. Kebetulan waktu sudah menjelang Maghrib, suami memacu kuda besinya dengan kecepatan yang lumayan kencang. Berharap bisa sampai di rumah sebelum adzan berkumandang. Tujuannya sudah pasti, menghindari waktu maghrib di jalanan.

Tak disangka, karena terburu-buru, motor kami jatuh terguling saat kami hendak berbelok ke halaman rumah. Aku, suami, dan kedua anak kami jatuh ke parit pembatas antara halaman rumah dan jalan. Anak pertama yang berada di depan jatuh tertelungkup hingga kaca helmnya terlepas dan mengenai pipinya. Suamiku terjatuh dan mengalami luka lecet ringan di bagian telapak tangan. Sementara aku mengalami luka lecet di lengan kanan karena tertimpa beban tubuh sendiri. Beruntung anak ke dua yang berada dalam gendongan tidak memgalami luka apapun.

Memang tidak terlalu parah, kami pun bisa segera bangkit berdiri. Sebagai orang dewasa, kami masih bisa berpikir jernih dan melakukan apa yang seharusnya. Berbeda dengan anak-anak yang masih belum mengerti,  mereka hanya bisa menangis karena kaget.

Kejadian yang terjadi sangat singkat, hanya beberapa detik. Namun, ternyata aku bisa mengambil hikmah di dalamnya.

Hikmah pertama. Tidak perlu terburu-buru melakukan sesuatu. Karena dalam Hadits Rasul pun dijelaskan, bahwa terburu-buru atau tergesa-gesa adalah sifat setan.

Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Asyaj ‘Abdul Qois,

إن فيك لخصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة

“Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Anas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Sumber hadits Rumaysho.com

Apapun keadannya, sebaiknya jangan terburu-buru melakukan sesuatu. Karena bisa jadi, hal yang buruk akan menimpa kita. Seperti yang aku dan suami alami barusan. Karena terburu-buru memacu motor, akhirnya motor kami terguling. Padahal tujuan kami pun baik, menghindari waktu maghrib di jalan karena waktu pergantian siang dan malam adalah waktu dimana terdapat banyak jin/ setan berkeliaran.

Seperti dijelaskan dalam sebuah Hadits,

"Bila hari telah senja, tahan anak-anak kalian. Karena ketika itu setan berkeliaran. Dan bila sudah masuk sebagian waktu malam, silahkan biarkanlah mereka. Tutuplah pintu dan sebut nama Allah, karena setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup (dengan menyebut nama Allah). Tutup semua kendi kalian dengan menyebut nama Allah dan tutuplah bejana kalian dengan menyebut nama Allah, sekalipun dengan membentangkan sesuatu di atasnya, dan padamkan lentera kalian (ketika hendak tidur).”
(HR. Bukhari 5623 dan Muslim 3756)

Sumber Konsultasisyariah.com

Hikmah kedua. Antipasi itu perlu. Anak saya yang pertama mengalami luka ringan padahal posisinya berada di depan. Seandainya dia tidak memakai helm, mungkin kepalanya bisa terbentur batu dan mengalami luka yang lebih berat. Alhamdulillah Allah masih melindunginya. Melalui helm itu, anak saya maaih terlindungi.

Hikmah ketiga. Tetap berpikir jernih, melakukan apa yang seharusnya. Ketika kita terjatuh, ternyata respon dari dalam diri untuk bangkit terasa sebagai suatu refleks. Ini yang aku rasakan saat terjatuh, berusaha secepatmya untuk bangun demi melindungi anak dan kemungkinan tertindih motor. Ya, memang aku hanya mengalami luka ringan hingga bisa secepatnya bangkit. Mungkin keadaan akan berbeda jika terluka parah.

Namun, setelah aku memikirkannya, hikmah ke tiga ini mungkin akan lebih bisa diterapkan saat terjatuh bukan dalam arti sebenarnya. Terjatuh dalam arti memiliki masalah atau cobaan dalam hidup. Saat terjatuh, sebenarnya hanya kitalah yang bisa menolong diri sendiri untuk bangkit. Respon dari dalam diri, dan kata hati untuk berusaha bangkit dari diri kitalah yang menjadi penolong utama saat "terjatuh". Walaupun tidak dipungkiri, peran orang lain membantu memecahkan masalah dan menghibur saat terjadi cobaan dalam hidup juga tak kalah penting.

Maasyaa Allah, setiap yang terjadi memang memiliki hikmah tersendiri jika kita bisa memahami dan belajar darinya. Dan hari ini aku mengalaminya, mendapat himah dan pengingat diri dari insiden terjatuh dari motor.

Pemalang, 1 Oktober 2019.

Komentar

  1. Betapa setiap kejadian dalam hidup selalu ada hikmahnya ya mbak kalau Kita mau mengurainya. Sayang seringkali kita merutuki kejadian buruk terus-terusan hingga kehilangan hikmah atasnya. Padahal tidak ada takdir yang buruk, yang Ada kekurangpahaman Kita memaknai hidup.

    BalasHapus
  2. MasyaAllah, setiap kejadian pasti akan ada hikmahnya.

    BalasHapus
  3. Mashaallah, setiap kejadian ada pelajarannya bun. Saya juga sudah berulang kali jatuh dr motor, entah dijalan serasa mengadaikan nyawa. Enth knpa saya ini suka kesusu?

    BalasHapus
  4. Saat ujian datang, terkadang kita lupa apa yang seharusnya dilakukan, tapi saat merenung barulah kita bisa menyadari semua hikmah dari ujian itu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW BUKU THE POWER OF DASTER

HADIAH UNTUK RESTU

PILIH PUNYA HUTANG ATAU PIUTANG?