WASPADA! ADA KONTEN PORNOGRAFI DI KARAKTER ANIMASI

Foto : Google
(Ini bukan gambar yang saya ceritakan) 

Baru saja saya membaca sebuah tulisan di sebuah grup kepenulisan tentang perbedaan anime dan kartun. Walaupun sama-sama berbentuk tayangan animasi,  ternyata ada perbedaan antara anime dan kartun.  Kartun lebih cenderung menggambarkan tokoh yang sesuai untuk anak kecil seperti hewan,  atau karakter terkenal seperti Mickey Mouse, Donald Duck,  dan semacamnya. Sedangkan anime,  adalah tayangan animasi dari Negeri Sakura yang biasanya menggambarkan tokoh remaja atau manusia dewasa. Biasanya tayangan anime ini memang menampilkan adegan kekerasan yang tidak pantas dilihat oleh anak-anak.  

Kesimpulan dari tulisan tersebut adalah bahwa anime kurang layak menjadi tontonan bagi anak-anak.  Apalagi masih usia balita.  

Saya sangat setuju dengan tulisan tersebut,  karena saya memiliki sedikit cerita bersama anak saya terkait sebuah gambar tokoh animasi. 

Suatu ketika saat saya sedang berkunjung ke rumah orang tua bersama anak-anak,  kami duduk-duduk di bawah kasur lantai yang dialasi karpet bergambar tokoh animasi. Sudah lama sebenarnya karpet tersebut ada di rumah Ibu saya, dan biasanya saya pun tidak memperhatikan dengan jelas gambar apa yang ada di karpet tersebut.  Namun,  siang itu secara tidak sengaja,  kasur lantai sedikit bergeser sehingga terlihat gambar yang ada di karpet yang menjadi alas tersebut. Secara spontan pula anak saya yang berusia lima tahun berkata,  

"Ummi,  niku saru nggeh?" (Bahasa Jawa : Ummi,  itu saru/ nggak baik ya?)

Saya pun melihat ke arah yang ditunjuk oleh anak. Terkejut sekali ternyata gambar yang ditunjuk oleh anak saya adalah sebuah karakter berwujud manusia mini berwajah kucing dan memakai baju seksi memperlihatkan bagian dada yang terbuka menampakkan belahannya. 

Kalau saya tidak salah sepertinya itu animasi kartun So**c,  melihat gambar di sebelah gambar yang ditunjuk oleh anak saya. Saya sendiri lupa-lupa ingat dengan jalan cerita  film kartun tersebut, karena hanya menonton ketika dulu masih usia Sekokah Dasar.  Saya pun tidak tahu nama tokoh dengan baju seksi tersebut.  

Kembali ke cerita.

Mendengar ucapan anak saya itu,  dengan berusaha memperlihatkan ekspresi sedatar mungkin,  saya menjawab,  

"Nggih,  niku saru. Niku aurat,  mboten pareng ditingali.  (Iya,  itu saru/ nggak baik. Itu aurat,  nggak boleh dilihat).

Saya mencoba menjelaskan dengan kata-kata yang bisa dicerna oleh anak kecil.  Beruntung sekali saat itu karpet tersebut sudah mengelupas dan bisa disobek gambarnya.  Akhirnya,  saya pun memerintahkan anak saya untuk menyobek di bagian gambar tersebut.  

"Niku disuek mawon,  mboten sae. Perempuan kan sae ngangge kudung nggeh." Tak lupa saya menambahi jawaban dengan keadaan berkebalikan dengan gambar tersebut.  (Itu disobek aja.  Perempuan kan bagus pakai jilbab ya).

Sedikit cerita yang menyadarkan kita bahwa pornografi ada di sekitar anak-anak, mengintai mata polos mereka. Sebagai orang tua,  kita harus jeli melihat barang-barang di sekitar. Saya jadi teringat, dulu ada seorang teman men-share foto baju anak bergambar dua beruang namun dengan posisi tidak etis. 

Barang-barang di sekitar kita pun perlu diwaspadai, apalagi tayangan yang jelas memiliki dampak buruk jika dilihat berkali-kali. Alangkah lebih baik memilih tontonan yang pas, sesuai dengan usia anak.  

Bagi generasi 90-an, kita tentu ingat ada anime yang memperlihatkan tokoh remaja yang berpakaian terbuka. Khususnya yang berjenis superhero. Biasanya sang tokoh berubah dari pakaian biasa menjadi pakaian superheronya, dan entah kenapa bagian yang disorot saat perubahan wujud adalah bagian dada dan bagian bawah. Apakah di zaman sekarang masih ada film sejenis? Ada atau tidak,  yang terpenting bagi orang tua adalah mengawasi tayangan animasi apa yang ditonton oleh anak-anak kita.  

Semoga selalu diberi kemampuan untuk melindungi anak-anak kita dari pengaruh buruk dari luar, terutama pornografi. 

Komentar

  1. Setujuu... bahkan di meja belajar anak2 banyak yg bergambar tidak layak. Guru ngaji menyuruh kami untuk menutupnya dengan kertas kado. Miris sih... harus waspada.

    BalasHapus
  2. Iya mbak, ngeri sekarang. Bingung nyariin tontonan yg bagus buat anak. Bahkan film dalam negri yg katanya buat anak banyak kata2 makian.

    BalasHapus
  3. Di salah satu bioskop terkadang masih suka memutar film anime Jepang. Karena memang bioskop itu pegang lisensi film produksi Jepang. Saya pernah nonton anime musikal remaja gitu. Bagus buat saya, tapi bukan anak². Gambarnya memang lucu dan menarik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HADIAH UNTUK RESTU

BERBAGI ITU INDAH

PILIH PUNYA HUTANG ATAU PIUTANG?