AKU DAN HOBI MEMBACAKU

Sewaktu aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar, aku sangat suka membaca. Membaca apa saja yang ada di hadapanku. Entah itu majalah bekas, sobekan koran, bahkan buku-buku yang sudah usang. Aku paling ingat ketika ada majalah bekas di rumah bibiku. Saat itu hampir setiap ada kesempatan pasti aku isi dengan membaca. Sampai-sampai nenekku yang tidak bisa melihat pun  tahu, jika awalnya ada suaraku lalu tiba-tiba hening, sudah dipastikan bahwa aku tengah asyik membaca.

Ah, jika mengingat masa itu betapa indahnya. Membaca seakan menjadi candu untukku. 

Kegemaran membaca terus aku lakukan hingga duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Sekolah SMP ku yang tergolong favorit memiliki perpustakaan yang cukup komplit bagi ukuran sekolah di daerah. Buku apa saja jika itu menarik, pasti langsung aku pinjam. Bahkan beberapa  jilid atau seri ensiklopedia pun aku pinjam. Sampai-sampai kartu perpustakaanku beberapa kali ganti karena seringnya aku meminjam buku.

Oh iya, aku paling ingat ketika meminjam buku Tom Sawyer. Cerita tentang anak nakal yang berpetualang bersama-sama temannya. Yah, namanya sudah belasan tahun, aku lupa-lupa ingat cerita apa saja yang ada dalam buku Tom Sawyer itu. Aku pun lupa siapa penulis buku itu. Yang pasti, aku sangat berkesan dengan buku itu.

Setelah lulus dari SMP, aku melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Kejuruan. Waktu pertama masuk ke jenjang sekolah ini, yang aku cari tidak lain adalah perpustakaan. Aku ingin melanjutkan kegemaranku meminjam buku di perpustakaan. Namun, sayang sekali, perpustakaan di sekolahku yang baru ini tidak seperti yang aku bayangkan. Buku-buku yang tersedia tidak sesuai dengan minatku. Lebih bannyak tentang buku akuntansi, penjualan dan lain sebagainya. Mungkin karena sekolah kejuruan, jadi lebih banyak menyediakan buku seperti itu. 

Sejak saat itu, kegemaran membacaku sedikit berkurang. Aku lebih suka menghabiskan waktu bercanda, ngobrol bersama teman dari pada membaca. Sungguh sangat disayangkan.

Waktu pun terus berjalan, bagaimanapun aku masih memiliki ketertarikan untuk membaca. Aku tidak mempunyai buku favorit. Setiap buku yang menurutku eye catching , aku baca. Tidak terpatok harus buku fiksi atau novel. Novel yang aku baca pun tidak banyak. Bahkan jujur saja, aku tidak pernah membeli novel, hehe. Hanya pernah diberi hadiah oleh teman, yaitu novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. 

Yah, bagiku membaca tidak harus terpatok pada jenis tulisan tertentu. Membaca buku nonfiksi seperti kumpulan artikel jika itu menarik dan informasinya sangat aku butuhkan, sudah pasti aku membelinya. Teringat beberapa waktu lalu ketika salah seorang teman memasang story WA Open PO buku Pemuda Bukan Remaja, karya Kiki Barkiah,  aku langsung tertarik, dan tanpa pikir panjang ikut dalam antrian untuk membelinya.

Sekarang ketika sudah menceburkan diri dalam dunia literasi dan tergabung dalam beberapa komunitas kepenulisan, buku-buku yang aku beli ya tidak lain buku antologi bersama teman-teman di komunitas, seperti ODOP ini.  Tapi, entah kenapa ada saja rasa kantuk yang mendera, ketika membaca buku. Berbeda jika membaca tulisan di media sosial, membaca sampai beberapa jam pun mata masih sanggup melek. Tidak merasa ngantuk sedikit pun. Mungkinkah karena sekarang eranya literasi digital? Ehm, entahlah. 

Apa pun itu membaca adalah hobi yang bermanfaat. Seperti kata pepatah, membaca adalah jendela dunia. Dan itu sangat benar adanya. Jadi, yuk terus tularkan kegemaran membaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW BUKU THE POWER OF DASTER

HADIAH UNTUK RESTU

PILIH PUNYA HUTANG ATAU PIUTANG?