NEW NORMAL, SEBUAH HARAPAN DENGAN KETERBATASAN


Pandemi virus corona yang melanda dunia  telah melumpuhkan  beberapa aspek kehidupan manusia. Semua kegiatan manusia dalam berbagai bidang terpaksa berhenti. Kegiatan prekonomian menjadi terganggu dengan ditutupnya pasar, toko, pusat perbelanjaan lain, bahkan tempat wisata. Mobilitas manusia yang dibatasi, mau tak mau pun membuat kegiatan transportasi  melemah dan membuat penurunan pendapatan bagi penyedia jasa transportasi.

Kegiatan pendidikan terganggu dengan ditutupnya sekolah. Walaupun diganti dengan pembelajaran melalui sistem on line,tetap saja hal ini sedikit berdampak kurang baik bagi para peseta didik. Kita tentu tahu, bahwa tidak semua orang bisa menerima pembelajaran berbasis on line seperti ini. Masyarakat kampung yang terbatas sarananya, tidak sepenuhnya bisa mengikuti sistem pembelajaran ini. Kalau pun bisa mengikuti, ada kendala lain yang mengikuti. Yaitu, tidak semua orang tua wali murid berkompeten untuk mengajari anaknya bersekolah di rumah.  Hal ini saya lihat sendiri di lingkungan tempat saya tinggal, banyak peserta didik khususnya tingkat Sekolah Dasar yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran secara on line. Akibatnya, mereka hanya bermain-main untuk menghabiskan hari-harinya.

Masih banyak dampak yang terjadi karena virus corona ini. Kegiatan agama seperti salat berjamaah di masjid, tepaksa tidak bisa dilakukan  beberapa bulan lamanya. Perasaan sedih dan kecewa telah mewarnai  ibadah Raamdhan kaum muslimin satu bulan yang lalu. Bagaimana pun kita tentu sangat menginginkan melakukan ibadah salat di masjid seperti  sebeum pandemi  ini ada. Namun, dalam rangka mematuhi aturan pemerintah sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus, kita harus menerima keadaan.

Semua orang merindukan kehidupan seperti sedia kala. Harapan baru  pun muncul saat pemerintah mengumumkan untuk bersiap menghadapi  tatanan hidup baru atau kita sebut dengan New Normal. Banyak orang menganggap New Normal sebagai kegembiraan. Mereka menganggap ini adalah bentuk lepasnya belenggu. Menganggap ini adalah akhir dari keterbatasan yang selama ini dirasakan. Benarkah demikian? Padahal banyak juga yang merasa bahwa keadaan New Normal ini adalah keadaan yang dipakasakan. Bagaiman tidak? Ketika masih banyak korban dan pasien karena virus covid – 19 ini, justru akses penyebaran virus seakan tebuka lebar dengan dibukanya berbagai fasilitas umum.

New Normal ini memang sebuah pilihan yang sulit. Namun siap tidak siap kita harus menghadapinya. Tetapi yang perlu diingat, bahwa New Normal ini tidak sama dengan kebebasan kita sebelum adanya pandemi  virus corona. Ada rambu-rambu yang perlu kita lakukan demi antisipasi dan keamanan diri sendiri.  Rambu-rambu tersebut adalah perubahan perilaku berupa kebiasaan baik yang perlu kita lakukan di antaranya.

1. Selalu menjaga kebersihan diri

Kita tentu tidak pernah tahu kapan dan di mana kita bisa bersinggungan dengan virus corona. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk menjaga kebersihan di mana pun kita berada. Menjaga kebersihan rumah yang kita tinggali dengan membersihkannya dengan  cairan pembersih yang mengandung disinfektan. Mencuci tangan sesering mungkin,  terutama setelah berada di luar rumah. Atau, menggunakan hand sanitizer ketika tidak menemukan tempat untuk  mencuci tangan ketika berada di luar rumah.

2. Gunakan masker

Masker menjadi benda wajib yang harus dibawa, jika kita pergi ke luar rumah terutama di tempat keramaian seperti bank, pasar, angkutan umum dan lain sebaginya. Sayangnya, banyak orang yang stengah hati menggunakan masker. Banyak yang terlihat menggunakan masker namun tidak menutup hidungnya. Semoga dengan adanya edukasi, mereka dapat lebih mengerti pentingnya masker.

3. Menjaga jarak dan hindari keramaian

Himbauan menjaga jarak dan menghindari kermaian seyogyanga masih kita lakukan sekalipun sudah diberlakukan New Normal. Keasadaran diri untuk tidak mengambil resiko tentunya menjadi pilihan yang baik. Sebisa mungkin untuk tidak keluar rumah jika bukan karena hal yang mendesak. Bersabar untuk mengendalikan nafsu ingin bebas bepergian. Tidak ada salahnya bagi kita untuk mendisiplan diri tetap melakukan kebiasaan baik ini, seperti saat sedang diberlakukan anjuran #dirumaja. 

Kembali  ke New Normal. 

Kondisi New  Normal tentu menjadi sebuah harapan untuk bangkit dari keterpurukan, terutama dari segi ekonomi. seperti yang kita tahu, banyak perusahaan gulung tikar akibat dari pandemi virus corona. Banyak karyawan yang dirumahkan karena perusahaan tempatnya bekerja mengalami penurunan pendapatan. Bagi kalangan dengan ekonomi rendah, mungkin kondisi ini tidak terlalu terasa. Karena mereka terbiasa hidup dengan keterbatasan. Kalangan bawah ini pun sedikit  terbantu dengan adanya keringanan biaya listrik dan mendapat bantuan sosial dari pemerintah sebagai sumber keuangan ke dua. 

Namun bagi mereka kalangan menengah ke atas yang biasa memiliki penghasilan tetap, kondisi ini tentu sangat sulit. Sumber keuangan ke dua bagi mereka mungkin  dengan cara menjual aset yang mereka miliki, atau membanting setir melakukan pekerjaan yang belum pernah dilakukannya. Jadi teringat seorang saudara, dia mendapat imbas terkena PHK dari kantor travel tempatnya bekerja, namun dengan kegigihan dia mencoba peruntungan mengambil kursus menyetir agar memiliki ketrampilan lain yang bisa digunakan untuk bekerja di bidang lain sebagai sumber keuangan ke duanya. Lain lagi seorang tetangga yang bekerja di sebuah pabrik konveksi. Perusahaaan tempatnya bekerja merumahkan sebagian karyawannya, namun dengan ketrampilan menjahitnya, dia bisa membuka jasa jahit di rumahnya sebagi sumber keuangan ke duanya.

New Normal, menjadi titik balik kehidupan baru. Sebuah harapan kembali normal yang dibarengi dengan keterbatasan. Semoga segera berlalu pandemi  virus corona ini sehingga kehidupan normal seperti sedia kala dapat kita rasakan.

Sumber foto : Pixabay

Komentar

  1. Menjual aset pun terkadang susah mbak. Kalau jual.logam mulia mungkin naik harganya cuma aku ga punya. Hehehe. Semoga badai ini lekas berlalu yah . Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, soalnya lagi sama-sama susah jadi yang mau beli aset juga jarang.
      Aamiin. Semoga kondisi ini segera berla u

      Hapus
  2. Beruntunglah mereka yang selalu berjuang gigih sampai titik darah penghabisan. Mencari sumber keuangan lain sebagai syarat ikhtiar dalam menghidupi keluarga. Nice Mbak tulisannya, sembari mengamati banyak hal nih pastinya ya? Hehe

    BalasHapus
  3. Aamiin, oandemi segera berlalu. Kenormalan baru semoga kembali pada tatanan yang benar dan lurus. Saling peduli dan kasih sesama

    BalasHapus
  4. stay safe yaa, semoga semuanya lekas membaik... ayo saling menguatkan :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW BUKU THE POWER OF DASTER

HADIAH UNTUK RESTU

PILIH PUNYA HUTANG ATAU PIUTANG?