Ipsach, Desa Tenang dan Hi-Tech di Swiss
Tugas Reading Challange ODOP pekan ke tiga adalah membaca buku bertema travelling, lalu menuliskan review salah satu destinasi wisata yang ada di buku tersebut. Wah, tantangan menantang, karena di lemari buku yang kupunya tidak ada buku bertema itu. Alhamdulillah salah satu teman di grup RCO berbaik hati untuk berbagi ebook. Ebook yang diberikan berjudul Berjalan di Atas Cahaya, yang ditulis oleh Hanum Salsabiela Rais serta dua penulis kontributor lain.
Ebook Berjalan di Atas Cahaya |
Buku dengan jumlah 210 halaman itu berisi tentang perjalanan Hanum sebagian reporter TV untuk meliput kegiatan muslim Eropa di bulan Ramadhan. Sebenarnya buku tersebut lebih mengedepankan sisi spiritual atas kejadian-kejadian yang dialaminya. Hanum bercerita bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak-Nya yang ia sebut sebagai cahaya. Oleh karenanya, buku tersebut berjudul Berjalan di Atas Cahaya.
Selain bercerita tentang orang-orang luar biasa yang ditemuinya, Hanum juga melengkapi dengan narasi tentang tempat-tempat yang didatangi Hanum saat di Eropa. Banyak tempat yang didatangi oleh Hanum saat meliput acara TV untuk program Ramadhan itu, di antaranya Swiss, Austria, dan Jerman dengan narasi yang menarik hati. Kita seakan berada di tempat tersebut saat membacanya. Penulis kontributor lain pun tak kalah apik menarasikan tempat yang mereka berada dalam ceritanya, yaitu Rusia dan Spanyol. Ah iya, di bagian epilog pun Hanum bercerita saat menunaikan haji ke Mekkah berangkat dari bumi Eropa.
Kalau ditanya tempat mana yang sangat ingin didatangi dalam buku tersebut, tentu saja aku ingin pergi ke Mekkah. Tidak ada umat islam yang tak ingin pergi ke sana. Rasanya hanya satu tempat itu yang paling istimewa di dunia. Namun, untuk tantangan RCO kali ini, aku tidak memilih Mekkah sebagai destinasi wisata. Karena itu tadi, ke Mekkah bukan sekadar perjalanan wisata, namun perjalan ruhani yang sangat istimewa.
Desa Ipsach Sumber : Google |
So, di tantangan RCO kali ini, aku memilih Desa Ipsach, Biel, di Swiss sebagai salah satu tempat yang ingin didatangi. Dalam buku Berjalan di Atas Cahya ini, Hanum menarasikan Desa Ipsach sebagai desa yang sepi dengan landskap yang menawan. Didominasi dengan warna hijau rerumputan khas pedesaan di Eropa dan birunya langit yang cerah. Meskipun sebuah desa, Ipsach memiliki teknologi yang tinggi, dengan akses jalan yang mudah sampai di depan pintu rumah warga, hingga kereta antar desa pun menggunakan sistem otomatis bahkan urusan tiketnya.
Peta Ipsach Sumber : Google |
Ipsach adalah sebuah kotamadya di distrik administratif Biel / Bienne di kanton Bern di Swiss. Ipsach memiliki luas 1,9 km2 (0,73 mil persegi). Pada tahun 2012, 45,0% digunakan untuk tujuan pertanian, sedangkan 3,7% adalah hutan. Dari sisa tanah, yaitu 50,3% adalah pemukiman (bangunan atau jalan) dan 0,5% adalah tanah tidak produktif.
Pada tahun yang sama, bangunan industri mencakup 2,6% dari total luas sementara perumahan dan bangunan mencapai 30,9% dan infrastruktur transportasi mencapai 8,9%. sementara taman, sabuk hijau, dan lapangan olahraga mencapai 6,8%. Di luar kawasan hutan, seluruh kawasan hutan tertutup oleh hutan lebat. Dari lahan pertanian, 37,7% digunakan untuk bercocok tanam dan 6,3% digunakan untuk penggembalaan.
Sumber : Google
Kunjungan Hanum ke Desa Ipsach adalah dalam rangka menemui orang Indonesia yang tinggal di sana bernama Bunda Ikoy. Bunda Ikoy seorang Aceh yang sudah lama tinggal di Swiss dan bekerja di pabrik jam tangan kelas dunia di Swiss. Mengutip salah satu narasi di buku Berjalan di Atas Cahaya, siapa sangka industri jam tangan kelas wahid di dunia berasal dari desa tenang bernama Ipsach. Sungguh perjalanan yang sangat menginspirasi dari seorang Hanum Rais.
Screenshot dari ebook |
Foto Ipsach Screenshot dari ebook |
Sumber : Google |
Sumber : Google |
Wah, rasanya ingin sekali bisa berkunjung ke Desa Ipsach setelah membaca buku ini. Sebuah desa yang hijau, sepi, damai, dan tenang mungkin bisa menjadi penggambaran dari Ipsach. Dan, setelah browsing foto-foto Ipsach di internet, ternyata sangat indah pemandangan yang ditawarkan. Jika suatu saat bisa pergi ke sana, pasti orang yang akan aku ajak, tak lain adalah suami. Ya, sekalian aja tinggal di sana, hihi .... Ini mode ngayal. Bagaimana pun rumah yang sekarang sudah sangat membahagiakan. Uhuk!
#RCO9
#OneDayOnePost
#ReadingChallangeOdop
Saya setuju sekali, mensyukuri dan menikmati apa yang ada,
BalasHapusSmoga impian berkunjung ke desa Ipsach di Swiss bisa terlaksana
Terima kasih sudah mampir Mba :)
BalasHapusRasanya adem tentrem kayaknya ya di desa itu. Tapi seindah2nya belahan dunia yg lain tetep nyaman kalau tempat sendiri ya 😁
BalasHapusIya betul, Mba. Hehe.. .
Hapus