BERBAGI WARISAN
Foto : Pixabay (Cerpen tema Keluarga) "Gimana, Mas? Kamu setuju kan?" Aku melirik ke arah Bapak demi mendengar ucapan dari Tante Mirna. Terlihat pria bergaris-garis halus di kulit wajahnya itu hanya diam. Sedetik kemudian dia mengangguk mengiyakan. Kuhela napas perlahan. Sikap Bapak sudah bisa ditebak. Sudah pasti dia akan menyetujui apa yang diucapkan adik bungsunya itu. Sekalipun permintaan Tante Mirna terkesan memaksa dan hanya dari salah satu pihak. Sebagai kakak tertua, Bapak tidak akan membuat masalah menjadi panjang demi ketenteraman di dalam keluarga. "Ya sudah, kalau gitu aku pulang dulu, ya." Tante Mirna melangkah ke luar, pulang menuju rumahnya yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah kami. Beberapa hari ini terjadi percakapan serius di antara Bapak dan Tante Mirna. Pasalnya, tanah warisan Mbah Uti --ibu dari Bapak-- telah laku terjual. Sebagai anak, wajar bagi mereka untuk membagi hasil dari penjualan tanah itu. Tante Mirna yang anak bungsu da